Biografi Imam al-Jurjani 

 
Biografi Imam al-Jurjani 

Daftar Isi Profil Imam al-Jurjani

  1. Kelahiran
  2. Pendidikan
  3. Karya-Karya

Kelahiran

Ali  bin Abdul ‘Aziz Al-Jurjani atau yang kerap disapa dengan panggilan Imam al-Jurjani lahir pada abad ke empat hijriyah tepatnya tahun 377 H, di Gorgan Iran, sebuah kota yang terletak antara Tabaristan dan Khurasan.

Dikisahkan Gorgan adalah kota yang terkenal karena keindahan alamnya, tak hanya itu Gorgan juga terkenal akan keramahan dan perilaku penduduknya yang baik. Banyak dari para ulama, ahli fiqh, ahli hadits, para pujangga dan sastrawan lahir di kota tersebut.

Tak heran jika kota tersebut menjadi rebutan para penguasa pada saat itu hingga jatuh ke tangan penguasa dinasti saljuk tahun 433 H saat itu dipimpin oleh menteri Abi Ali Hasan Bin Ali, pendiri madrasah Nidzamiyah, yang merupakan madrasah pertama yang pernah ada.

Oleh karena itu Gorgan menjadi salah satu wilayah sentral perhelatan politik hingga membuat penduduknya terlena dan melupakan perkembangan berbagai disiplin ilmu. Hal ini membuat imam Al-Jurjani berinisiatif untuk mengembangkannya mulai dari titik nol, terutama dalam ilmu gramatika yang dianggap sebagai dimensi dasar pematangan intelektual lainnya.

Pendidikan

Imam Al-Jurjani dikenal sebagai sosok yang cerdas, terbukti saat usianya masih belia beliau sudah berguru kepada ulama’ – ulama’ yang terkenal di Naisabur untuk mendalami ilmu hingga ia mampu menghasilkan beberapa karya tulis, salah satunya berjudul al Maghna Syarah al Iddah. Akan tetapi karena kuantitas buku tersebut terdiri dari 30 jilid maka Imam Al Jurjani meringkasnya dan diberi judul Al Muqtashar.

Tak hanya itu beliau juga termasuk ulama’ pencetus ilmu naqd sya’ir, karenanya beliau punya peran penting dalam perkembangan ilmu sastra arab. Beliau dikenal sabar, cinta kebenaran dan keadilan tak heran jika ia menjadi seorang hakim terkemuka pada masanya.

Kesadaran akan disiplin ilmu bahasa menjadikan imam Al-Jurjani salah seorang tokoh sastrawan pada masanya. Tentu niat,usaha dan jerih payah takkan lepas dari berbagai tantangan dan rintangan. Demikian pula yang dialami oleh beliau, banyak kalangan yang menentang keras diskursus ilmu bayan, yang merupakan cabang retorika bahasa Arab yang berhubungan dengan metafora bahasa.

Hal ini disebabkan karna kondisi masyarakat waktu itu yang masih bertaqlid buta terhadap pengagungan ijaz dalam Qur’an, hingga sampailah Al-Jurjani pada satu titik yang dapat mencerahkan kaumnya dan memotivasi akan pentingnya ilmu bayan tersebut, dengan cara menunjukan bukti – bukti adanya keterkaitan antara ilmu bayan, nahwu dan syai’r yang dapat digunakan sebagai titik tolak penafsiran Qur’an sebagai mukjizat.

Karya-Karya

Dala’ilul I’jaz fi ‘Ilmi Ma’aani, Kitab Tafsir Al-Qur’an Al-Majid, Kitab fil Muwakalah, Tahdzib At-Tahdzib, Al Maghna Syarah al Iddah, Al Muqtashor, Al-Ansab, Rosa’il, Diwann Asy-Syi’ri dan Al-Wisaathoh baina Mutanabbi wa Khushumihi

 

Lokasi Terkait Beliau

    Belum ada lokasi untuk sekarang

List Lokasi Lainnya