Manhaj Jadali Dalam Pendidikan Islam

 
Manhaj Jadali Dalam Pendidikan Islam

 

LADUNI.ID, PENDIDIKAN- Metode dialogis yang dimaksudkan di sini adalah upaya menggali pengetahaun pendidikan Islam yang dilakukan melalui karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua orang ahli atau lebih berdasarkan argumentasi-argumentasi yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Metode ini memiliki sandaran teologis yang jelas. Upaya untuk mecari jawaban-jawaban adalah aktivitas yang baik menurut Islam maupun ilmu pengetahuan. Peristiwa sebagai wujud dialog telah dikemukakan dalam Al-Quran.

 Pendidikan Islam perlu didialogkan dengan nalar kita untuk memperolah jawaban-jawaban yang signifikan dalam mengembangkan pendidikan Islam tersebut. Nalar itu akan memiliki daya analisis yang tajam manakala menghadapi tantangan-tantangan. Ilmu pendidikan Islam harus bertumpu pada gagasan-gagasan yang dialogis dengan pengalaman empiris yang terdiri atas fakta atau informasi  untuk diolah menjadi teori yang valid yang menjadi tempat berpijaknya suatu  pengetahuan  ilmiah.

Menerapkan metode ini, dapat disiapkan wadahnya dengan beberapa cara, misalnya dengan menetapkan pasangan dialog, membentuk forum dialog, mempertemukan dua forum dialog, maupun dengan mengundang pakar-pakar pendidikan Islam, apabila difungsikan secara maksimal. wadah-wadah dialog itu hanya berbeda skalanya saja, sedang misi dan fungsinya relative sama. Semuanya sebagai wadah untuk menggali pengetahuan pendidikan Islam dari Al-Quran, hadits dan praktek-praktek pendidikan Islam, kemudian dirumuskan dalam teori-teori ilmiah tentang pendidikan Islam.

Metode dialogis dalam epistemologi pendidikan Islam ini bisa mengambil bermacam-macam objek: ketentuan-ketentuan wahyu, baik yang terdapat pada Al-Quran maupun hadits yang disebut dengan konsep-konsep normatif, pendapat-pendapat para pakar pendidikan  Islam, baik pada masa lampau maupun sekarang yang disebut konsep-konsep teoritis, dan pengamatan terhadap pengalaman-pengalaman melaksanakan pendidikan bagi kaum Muslim, baik dahulu maupun sekarang yang bisa disebut “konsep-konsep empiris”.

Semua Objek itu ada dalam bingkai keislaman karena Islam terbagi menjadi dua, yaitu Islam dalam arti wahyu dan Islam dalam arti budaya. Islam wahyu berupa Al-Quran dan hadis sedang Islam budaya berupa pemikiran, pengalaman, maupun tradisi umat Islam.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga

Sumber : Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam, Erlangga, Jakarta, 2008,