Indahnya Kala Dua Kutub Ilmu Bersua dalam Keberkahan

 
Indahnya Kala Dua Kutub Ilmu Bersua dalam Keberkahan

LADUNI. ID, KOLOM-Ulama itu habibullah (kekasih Allah). Tentunya sebuah pertemuan yang berkah dan penuh makna kala dua cahaya kutub barat dan timur bertemu dalam halaqah sangat istimewa. Al-Mukarram Al-Mursyid Syaikhuna Abu MUDI sosok ulama kharismatik, alim juga seorang mursyid bahkan pemikirannya salafi-moderat seorang ulama asal Aceh negeri yang dijuluki Serambi Mekkah, bertemu dengan seorang ulama besar nan kesohor di dunia saat ini, Al-Allamah Al-Musnid Habib Umar bin Hafidh. Siapa yang tidak mengenalnya? 

Tentunya tidak ada yang tidak mengenal sosok ulama sekaliber Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Ulama yang dilahirkan pada hari Senin, 27 Mei 1963 M. Kepribadiannya yang santun, alim bahkan termasuk al-Musnid dalam khazanah dunia hadist. 

Sosok keturunan Rasulullah yang juga seorang ulama dunia era modern kini tinggal di Tarim, Yaman di mana dia mengawasi perkembangan di Dar-al Musthafa dan berbagai sekolah lain yang telah dibangun di bawah manajemennya. Dia masih memegang peran aktif dalam dakwah agama Islam, sedemikian aktifnya sehingga dia meluangkan hampir sepanjang tahunnya mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia demi melakukan kegiatan-kegiatan mulianya itu.

Al-Habib Umar juga merupakan ulama yang produktif dalam menulis puluhan kitab karangan Ia susun. Awal kedatangan Habib Umar keIndonesia adalah pada tahun 1994. Dia diutus oleh Al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf yang berada di Jeddah untuk mengingatkan dan menggugah ghirah (semangat atau rasa kepedulian) para Alawiyyin Indonesia.

Hal ini disebabkan sebelumnya ada keluhan dariHabib Anis bin Alwi al-Habsyiseorang ulama dan tokoh asal Kota Solo/ Kota Surakarta, Jawa Tengah tentang keadaan paraAlawiyyin di Indonesia yang mulai jauh dan lupa akan nilai-nilai ajaran para leluhurnya.

Habib Umar mempunyai murid tersebar di berbagai belahan dunia dan kedatangannya ke Indonesia sudah beberapa kali sejak pertama tahun 1994. Kini tahun 2018 sebuah keistimewaan Habib Umar juga mengunjungi dan berdawah di negeri yang terkenal mayoritas muslim di dunia itu. 

Pertemuan dua kutub ilmu ini tepatnya hari Sabtu 13 Oktober 2018 di Jakarta  antara Habib Umar dengan Abu MUDI tentunya ada keistimewaan dan nilai tersendiri. Kita tahu sosok Al-Allamah Habib Umar seorang sahib banyak sanad tarekat dan hizib, pertemuan mereka bukan hanya pertemuan dua tubuh jasmaniah namun rohaniah tentu akan lebih terasa dan ini sebagaimana dialami banyak para masyaikh dan ahli tarekat kala bertemu secara jasmaniah. 

Kita sangat berharap pertemuan ini memberikan keberkahan untuk kita masyarakat Aceh khususnya juga Indonesia lewat tangan ulama kharismatik tersebut. 

Habib Umar sebagai ahlul bait terlepas beliau seorang yang alim, berakhlak mulia, kewajiban kita mencintai dan menghormatinya merupakan sebuah keniscayaan. 

Dalam hadis sahih Rasulullah berkhutbah yang isinya diantaranya berpesan untuk berpegang teguh terhadap keluarga Nabi Saw yang tidak lain adalah keturunan beliau:

« يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا كِتَابَ اللَّهِ وَعِتْرَتِى أَهْلَ بَيْتِى » (رواه الترمذى وحسنه)

“Wahai manusia, sungguh aku tinggalkan untuk kalian ‘sesuatu’ yang jika kalian berpegang kepadanya tidak akan tersesat, yaitu al-Quran dan keluargaku” (HR Turmudzi,)

Lebih lanjut Imam Al-Mubarakfuri menjelaskan maksud hadis tersebut:

قَالَ الْقَارِي وَالْمُرَادُ بِالْأَخْذِ بِهِمْ التَّمَسُّكُ بِمَحَبَّتِهِمْ وَمُحَافَظَةُ حُرْمَتِهِمْ وَالْعَمَلُ بِرِوَايَتِهِمْ وَالِاعْتِمَادُ عَلَى مَقَالَتِهِمْ (تحفة الأحوذي – ج 9 / ص 203)

“al-Qari berkata: Yang dimaksud berpegang kepada mereka adalah mencintai mereka, menjaga kehormatannya, mengamalkan riwayatnya dan berpegang pada perkataannya” (Tuhfat al-Ahwadzi Syarah Sunan Turmudzi 9/203)

Tidak hanya berpegang terhadap para keturunan Rasulullah, namun juga perintah mencintai keluarga Nabi Saw:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ مِنْ نِعَمِهِ وَأَحِبُّونِى بِحُبِّ اللَّهِ وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِى لِحُبِّى ». (رواه الترمذى)

“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda: Cintailah Allah karena Allah telah memberi nikmat kepada kalian. Cintailah Aku karena cinta kepada Allah dan Cintailah keluargaku karena cinta kepadaku”

Beranjak dari itu mari Kita berdoa kepada keduanya juga ulama lainnya semoga di beri umur panjang dan kesehatan demi melanjutkan dakwah di muka bumi ini menjemput kasih sayang dan keridhaan-Nya. Amin.