Sebuah Kota di Finlandia Terapkan Jam Malam untuk Pelajar

 
Sebuah Kota di Finlandia Terapkan Jam Malam untuk Pelajar

LADUNI.ID,INTERNASIONAL - Sebuah kota di wilayah barat daya Finlandia menerapkan keputusan kontroversial yaitu jam malam untuk para siswa sekolah.

Dewan kota Laitila bersikukuh keputusan jam malam ini mendapat dukungan dari 8.000 penduduk kota itu menyusul diskusi publik selama beberapa bulan.

Lembaga penyiaran publik Yle mengabarkan, pejabat kota mengharuskan anak-anak berusia 7-13 harus berada di rumah pada pukul 19.30 di hari-hari sekolah.

Sementara para siswa yang lebih tua diizinkan berada di luar rumah hingga pukul 21.00 setiap harinya.

Para pelajar ini mendapatkan keleluasaan pada akhir pekan karena bisa berada di luar rumah hingga pukul 20.30 dan 23.00 waktu setempat.

Kepala Dinas Pendidikan Laitila Tuomas Kankaanpaa mengatakan, jam malam itu sifatnya "informal" dan bergantung sepenuhnya pada warga kota.

Kepada harian Helsingin Sanomat, Tuomas menjelaskan, dewan kota hanya menerbitkan rekomendasi dan tidak memaksakan jam malam itu.

"Tujuan dasarnya adalah untuk mengingatkan para orangtua soal kesejahteraan anak-anak dan remaja serta untuk mempererat hubungan keluarga di malam hari," ujar Tuomas,

Dorongan untuk pemberlakukan jam malam ini datang dari Kelompok Kesejahteraan Anak dan Remaja Laitila.

Kelompok ini terdiri dari anggota dewan kota, sekolah, kepolisian, perwakilan klub pemuda, para pelajar.

Kesimpulan ini muncul setelah mendapatkan hasil pendapat orangtua murid melalui jajak pendapat online.

"Saya hanya mendengar reaksi positif atas langkah ini," kata Tuomas kepada Helsingin Sanomat.

Dia menambahkan, jajak pendapat  kesehatan di sekolah menemukan bahwa sebagian besar para pelajar kekurangan waktu tidur.

Sementara itu Yle menyebut, langkah ini mengadopsi hal serupa yang dilakukan di Islandia pada 1997.

Saat itu jm malam pelajar diberlakukan di Islandia untuk mengurangi angka warga di bawah umur yang mengonsumsi minuman keras dan obat-obatan terlarang.

Langkah Islndia saat itu dianggap sukses karena angka konsumen miras dan obat-obatan terlarang dari kalangan pelajar menurun drastis.

Namun, tak semua keputusan jam malam ini berakhir positif. Turun Sanomat, harian terbesar di wilayah barat data Finlandia, memberikan contoh gagal.

Kegagalan dialami kota Lammi yang mencoba memberlakukan jam malam pukul 21.00 untuk para pelajar pada awal 2000-an.

Kim Malmstrom, polisi yang menjadi pionir program itu, menyimpulkan jam malam tak bisa dipaksakan dan pengawasan anak-anak adalah tugas orangtua.

"Orangtua menerima ide jam malam itu, tetapi para anak muda menentang," ujar Kim kepada harian Hameen Sanomat pada 2006.

Kota Vantaa juga memiliki pengalaman serupa pada 2004 ketika pemerintah mengusulkan jam malam untuk menekanan angka kenakalan remaja.

Namun, dewan kota menentang ide itu dengan alasan masalah anak-anak adalah tanggung jawab orangtua dan polisi tak bisa memaksakan jam malam. 

SUMBER:Kompas.com