Dayah Mambaul Ulum Ulee Glee Kian Diminati Masyarakat dan Terus Berbenah di Berbagai Jenjang

 
Dayah Mambaul Ulum Ulee Glee Kian Diminati Masyarakat dan Terus Berbenah di Berbagai Jenjang

LADUNI. ID, AGAMA- Negeri Ulee Glee sejak dulu dikenal sebagai daerah perjuangan sejak dulu banyak melahirkan ulama dan cendekiawan  dalam membela agama dan negaranya dari kaum penjajah.

Tentunya wajah negeri Ulee Glee kecamatan Bandar Dua yang kini dalam wilayah Kabupaten Pidie Jayapun kini bertebaran dayah dimana-mana bahkan dapat dikatakan kota santrinya Pidie Jaya. 

Betapa tidak kini dayah terbesar dan bahkan terbanyak masih milik Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng untuk wilayah Pidie Jaya (Pijay) 
Selain dayah Kuta Krueng ada dayah Darul Falah Lueng Teungoh dan beberapa dayah lainnya.

Salah satu Dayah yang banyak pelajarnya  adalah Dayah Mambaul Ulum Lueng Teungoh. Uniknya di dayah tersebut manyoritas dihuni sang bidadari surga alias santriwatinya

" Alhamdulillah kini dayah Mambaul Ulum semakin berkembang dan maju terlebih dengan pelajarnya mencapai angka lima ratusan santriwati juga di didik oleh para tenaga pengajar senior dan berkualitas ," pungkas salah seorang Guru di dayah tersebut  Senin, (28/1/2019).

Sementara itu Salma M. Jakfar salah seorang santriwati dayah menuturkan pendidikan di dayah tersebut memberlakukan pendidikan sistem pembelajaran salafiah seperti umumnya dayah di Aceh dengan menekankan turast kitab kuning. 

"Kurikulum didayah ini sama seperti dayah tradisional lainnya di Aceh dengan fokus kitab kuning sedangkan yang melanjutkan sekolah formal juga ada, " ulas santriwati asal Gahru, Ulee Glee dan ini juga ikut diamini Iriwati santriwati asal Cubo, Lueng Putu yang masih duduk di kelas Empat Ribathul Khandy.

Hal yang sama juga diutarakan Meizatul Afni asal Samalanga, mereka yang nyantri diizinkan sekolah dan bukan suatu keharusan.

" Kami yang belajar di Dayah Mambaul Ulum ini apabila ingin melanjutkan pendidikan di sekolah formal baik SMA/sederajat maupun Tsanawiyah diizinkan paginya saja sedangkan bakda dhuhur wajib kembali mengaji," ungkap putri pasangan Ismail-Sakdiah itu. 

Namun uniknya menurut pengakuan  Nadya Safira Trienggadeng, didayah tersebut biarpun sistem dikotomi di berlakukan dengan sekolahnya berdekatan dengan dayah 
, namun tidak sedikit mereka yang hanya belajar kitab saja dengan tidak menyambung  pendidikan di bangku pendidikan formal ( SMP atau SMA/ sederajat ).

Walaupun mayoritas santriwati yang menuntut ilmu namun dayah yang dipimpin Tgk. Muhammad Abdul Hamid atau akrab  Ayah Muhammad Lueng Teungoh itu juga ada santrinya biarpun jumlah tidak terlalu banyak.

"Dayah Mambaul Ulum Lueng Teungoh semakin hari terus berkembang dan pembangunanpun semakin banyak dengan gedung bertingkat dan sistem belajar yang masih istiqamah di bandingkan dayah lain bahkan di sekitar Ulee Glee " ungkap  salah seorang tokoh masyarakat dan pakar pendidikan kota Santri Pijay itu.[]