Ketika Mahasiswa Asing Belajar Membatik di Jatim

 
Ketika Mahasiswa Asing Belajar Membatik di Jatim

LADUNI.id, Malang - Batik Indonesia merupakan salah satu warisan dunia yang sudah diakui Unesco. Hal itu membuat sejumlah mahasiswa asing sangat antusias untuk belajar membatik di Kampus IKIP Budi Utomo Malang, Jawa Timur.

Sesuai pantauan wartawan LADUNI.id, Selasa (12/02/2019), puluhan mahasiswa asing terlihat antusias dan serius mengikuti pelajaran membatik di Halaman Kampus C IKIP Budi Utomo (ibu), Jalan Citandui Kota Malang. 

Satu persatu proses pembuatan batik, diajarkan kepada mahasiswa asing yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Bahasa Indonesia Penutur Asing (Bipa). 

"Kami sangat senang dengan materi budaya yang diajarkan di Kampus Ibu ini, salah satunya adalah belajar membatik," ujar Jacqueline Kirchner, salah satu mahasiswa asal Jerman.

Mereka terlihat dengan sangat hati-hati membuat pola bentuk bunga di atas kain putih. Setelah menggambar pola, proses selanjutnya adalah menuangkan lilin panas dari canting ke kain putih. 

Pada proses itu, mereka harus konsentrasi lebih, karena jika goresan canting tidak sesuai pola, maka akan mempengaruhi hasil dari batik saat dilakukan pewarnaan. 

Meski sulit terutama saat melakukan proses mencanting karena harus presisi, mahasiswa asing itu sangat antusias dan senang dengan belajar membatik. Bahkan, mahasiswa asal Jerman ini, berjanji ingin memperkenalkan budaya Indonesia ke negara asalnya.

"Kami akan memperkenalkan budaya asli Indonesia di Jerman," katanya. 

Usai mencanting, proses selanjutnya adalah perwarnaan, dengan mengunakan pewarna khusus pada kain putih yang sudah melalui proses canting, akan di beri warna khusus sesuai selera, sehingga menghasilkan batik yang menarik. 

Rektor IKIP Budi Utomo Malang, Dr. H Nurcholis Sunuyeko menuturkan, jika program membatik bagi mahasiswa asing telah diselenggarakan sejak 2008. 

"Tahun ini, ada 22 peserta yang terdiri dari 12 orang pemula, 7 mahasiswa madya dan 3 orang lanjut. Mahasiswa asing di IKIP Budi Utomo ini, berasal dari berbagai negara yaitu diantaranya Jerman, Ukraina, Korea, Afganistan, Kroasia dan Italia," jelasnya. 

Dijelaskan, selain membatik, mahasiswa asing juga dikenalkan dengan menari dan membuat topeng serta pencak silat. 

Ketrampilan membatik, lanjutnya, merupakan salah satu upaya pengenalan budaya Indonesia, karena sebelum ditetapkan Unesco sebagai salah satu warisan dunia asal Indonesia, batik sempat diklaim negara tetangga sebagai budayanya. 

"Materi membatik diajarkan kepada mahasiswa asing selama satu semester. Selain untuk mengenalkan batik kepada mahasiswa asing, harapannya batik semakin dikenal masyarakat dunia," ujar Rektor IKIP Budi Utomo, Dr H Nurcholis Sunuyeko. (arif/ibn)