Berkah Istiqamah dan Petuah Guru, Tgk. Muttaqien Sosok Santri MUDI Berhasil Meraih Doktor

 
Berkah Istiqamah dan Petuah Guru, Tgk. Muttaqien Sosok Santri MUDI Berhasil Meraih Doktor

 

 

LADUNI.ID, TOKOH- “JAK BEUT LAJU MANDUM MERUMPOK” (Belajar Terus di Pesantren, Semua Cita-Cita bisa Diraih), demikian untaian yang sering terdengar dan terpatri dalam jiwa sosok berkacamata yang terkenal jenius sejak menuntut ilmu di dayah Jeumala Amal, Tgk. Muttaqien.

Petuah itu terus menggelora dan mengalir dalam jiwa putra kelahiran Bagok, Aceh Timur. Dulu awal tahun 2000 berbicara dunia dayah tidak begitu menarik dan seolah sebagian masyarakat menempatkan dayah sebagai “TPA” (Tempat Pembuangan Akhir).

Saat tidak lulus di perguruan tinggi, orang tua mengambil langkah menempatkan anaknya ke dayah, bahkan anaknya yang cerdas dan juara “wajib” masuk kuliah, sedangkan anak yang tidak cerdas dan mendapatkan rangking juara nomor satu dari belakang,  dayah juga pilihannya. Masih banyak fenomena lainnya.

Itulah sekelumit fenomena dayah era itu dalam pandangan masyarakat , namun Tgk Muttaqien mencoba “mereformasi” pemikiran itu dengan memilih dayah, pinangannya jatuh ke MUDI Mesjid Raya Samalanga.

Sekitar tahun 2001 masuk ke MUDI, sejak kelas satu hingga menjelang kelas tautiah, namanya selalu berkibar di pentas Muharram sebagai juara kelas. Biarpun demikian hasta untuk melanjutkan ke dunia perkuliahan tidak pernah terlintas. Terlebih gurunya Tgk. Sulaiman Bayu sang insprirator dan gurunya selalu memberikan wejangan dan petuah menyejukkan. “Jak Beut Laju Mandum Meurumpok” selalu menghiasi nasehat guru senior yang terkenal dengan kepandaian dan ketasawufannya plus istiqamahnya beut seumeubeut.

Akhirnya gayung bersambut, setelah lahirnya perkuliaham di MUDI tahun 2003, Tgk. Muttaqien melanjutkan strata satu setelah wisuda 2010, STAIA Samalanga ketika membutuhkan dosen berstrata dua, beasiswa dari Kementrian Agama berhasil menempatkannya namanya menjadi mahasiswa pascasarjana di UINSU jurusan Dakwah. Setelah tamat tahun 2012 di strata dua, demi pengembangan kampus yang didirikan Al-Mukarram Abu MUDI, Tgk. Muttaqien melanjutkan doktoral dan selesai tahun ini.

“Jak Beut Laju Mandum Merumpok”(JBLM2) akhirnya petuah itu menerpa sosok kehidupan alumni MUDI yang juga telah mengabdi menjadi guru dan aktif di berbagai kegiatan di dayah tersebut ikut menghampirinya dalam kesuksesan.

Bukan hanya ilmu berbasis dayah dengan segudang pengalaman di dapat saat istiqamah di dayah MUDI bahkan dengan keberkahan MUDI dan petuah JBLM2 akhirnya sarjana hingga doktor bisa diraih seorang santri tanpa harus meninggalkan dayah. Masihkah tidak percaya dengan petuah “Jak Beut Laju Mandum Merumpok”?

Tepat tanggal 20 Februari 2019 Tgk Muttaqien telah membuktikannya karamah dan petuah tersebut. Sidang disertasi terbuka yang dihadiri guru dan civitas IAIA dan Yayasan Al-Aziziyah Samalanga berlangsung lancar.

Sementara itu, Rektor IAIA Samalanga Dr. Tgk. Muntasir A. Kadir, MA melalui Humas IAIA Tgk Riandi Syafri, MA memberikan apresiasi yang sangat mendalam atas prestasi yang di raih oleh Dr. Tgk. Hasbullah,MA. Apalagi dalam rangka mempercepat program Pascasarjana kedepan IAIA sangat membutuhkan para ilmuwan yang profesional dan Istiqamah dalam mewujudkan cita cita mulia Al-Mukarram Abu MUDI, harapan semoga ilmu yang didapatkan bisa terus di abadikan untuk kepentingan ummat Islam dan kampus kita tercinta ini.

Beranjak dari itu selamat kepada guru kita yang telah membuktikan bahwa istiqamah aula min alfi karamah (istiqamah lebih baik dari seribu kemuliaan) dengan “Jak Beut laju Mandum Merumpok” dengan doa almukarram Abu MUDI juga guru lainnya telah membuktikan menjadi santri mampu meraih apapun cita-cita namun harus bersabar dan mendengarkan petuah dan nasehat serta banyak cobaan menerpanya. Bahkan anggapan kekhawatiran sebagaian orang kepada Abu Mudi dengan dibukanya IAIA tidak lagi menekuni dunia beut semuebuet setelah menjadi sarjana, akhirnya terbantahkan, bukan hanya sarjana bahkan doktor menghampirinya namun beut seumebuet masih aktif seperti halnya Tgk Muttaqien yang kini super aktif di LPI Dayah Nurur Rasyad Al-Aziziyah (NURA) Tijue- Sigli.

Sekali lagi menjadi santri itu janganlah minder, tapi beruntunglah dengan membuktikan dirinya sebagai santri dengan mempunyai cita-cita setinggi langit meraih mimpi. Istiqamahlah dalam beut seumeubeut niscaya akan berhasil dunia akhirat. Amin.

***Helmi Abu Bakar Ellangkawi, Penggiat Literasi asal Pidie Jaya