Kado Terindah Akhir Syakban via Tim Asesor Ma'had Aly MUDI

 
Kado Terindah Akhir Syakban via Tim Asesor  Ma'had Aly MUDI

 

"Pesantren sudah melakukan sistem akademik terbaik sejak ratusan tahun yang lalu, namun tidak pernah didokumentasikan"

LADUNI.ID, ACEH-Menjelang akhir bulan Syakban tentunya sebagai bulan yang berkah terlebih kebanyakan dayah termasuk Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga sedang menggelar ujian Catur Wulan kedua dan juga penghujung menjelang libur menyambut bulan suci Ramadhan.

Namanya saja bulan berkah, MUDI kedatangan tamu spesial. Apakah mereka akan mengunjungi Dayah terbesar di Aceh itu untuk memberikan bantuan menjelang Ramadhan? Ataukah salah satu utusan khusus mengirim "oleh-oleh" pasca pesta demokrasi rakyat? Masih bertanya-tanya terlebih kondisi sang tamu sosok musafir jauh nun negeri seberang, apakah penampilannnya seperti yang digambarkan dalam salah satu hadist matan Arbain?

Semua pertanyaan itu satupun tidak tepat sasaran, lantas siapa sang tamu agung tersebut? Salah seorang guru senior membisikkan ke telinga dengan gayanya seperti memberitahu rahasia penting.

Oo ternyata mereka Tim Asesor dari Kementerian Agama RI. Kedua tamu itu salah satunya bernama Cecep Rustana, Ph.D. Sedangkan satu lagi katanya Bapak Fatkhul Manan.

Kedua sosok ini penampilannya sangat bersahaja dan aura wajahnya mengambarkan ketawadhu'an terhadap ahli ilmu bahkan keteduhannya akan menyapa qalbu yang memandangnya. Kedua melakukan visitasi akreditasi Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh selama dua hari mulai tanggal 27-28 April 2019. 

Utusan Kemenag Pusat melakukan visitasi dengan melihat langsung kelengkapan dokumen dan borang akreditasi yang telah diupload dua bulan sebelumnya. Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya merupakan salah satu dari 13 Ma'had Aly yang mendapatkan SK pertama pendirian Ma'had Aly tahun 2016.

Sementara panitia akreditasi telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi akreditasi perdana ini sejak beberapa bulan silam. Tim perumus kurikulum juga telah mampu mengkonversikan sistem khataman yang merupakan sistem belajar ala pesantren untuk dapat diukur melalui SKS (Satuan Kredit Semester). Dengan demikian, Ma'had Aly tetap melestarikan tradisi belajar di Pesantren yang membaca dan mengkaji kitab per lembar dari awal sampai tuntas.

Bapak Cecep Rustana sosok kaya pengalaman di bidang asesor ini yang ditugaskan melakukan visitasi Ma'had Aly MUDI  melalui perannya di Disdiknas, BAN-PT dan Penyusun kerangka acuan akreditasi Ma'had Aly menyebutkan merasa puas dengan hasil yang beliau amati dari Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga. Bahhkan ia melihat apa yang tersedia di lapangan lebih dari apa yang sebelumnya tertera dalam data yang diupload.

Dalam kajian dan penemuan tim asesor tersebut  mampu membuktikan kebenaran beberapa hal terkait ajaran Islam lewat pendekatan sains. Dalam komentarnya, peneliti 931 pesantren ini merasa puas dengan hasil yang beliau amati dari Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga. Beliau melihat apa yang tersedia di lapangan lebih dari apa yang sebelumnya tertera dalam data yang diupload.

Selain itu Tim Asesor juga banyak mendapat informasi tentang MUDI setelah berdiskusi dengan Abu MUDI. Hanya saja, ada beberapa poin tentang persoalan administrasi yang menjadi catatan dari Tim Asesor untuk dibenahi menjadi lebih baik.

Pada hari terakhir menjelang kembali ke Jakarta, Bapak Cecep Rustana, Ph.D diminta kesediaannya untuk memberikan materi dalam acara pembekalan dan pelepasan mahasantri melakukan kegiatan Khidmatul Ummah di bulan ramadhan. 

Dalam paparannya, beliau lebih banyak mengulas seri kehidupan dari sosok Abon Abdul Aziz dari apa yang tertulis dalam buku biografinya. Meski buku ini baru diberikan sehari sebelumnya, Pak Cecep telah membaca sebagian besar isinya dan menasehati mahasantri agar senantiasa menjadikan sosok Abon sebagai teladan dalam dakwahnya.

Salah satu nasehat dan pesan terakhirnya sebagai "kado" Syakban menyambut Bulan suci Ramadhan. Salah seorang Asesor menyampaikan, "Pesantren sudah melakukan sistem akademik terbaik sejak ratusan tahun yang lalu, namun tidak pernah didokumentasikan".