Renungan Diri: Belajar Tenang saat Masalah Datang

 
Renungan Diri: Belajar Tenang saat Masalah Datang

LADUNI.ID, KOLOM-"Hidup ini seperti piano. Berwarna putih dan hitam. Namun, ketika Tuhan memainkannya, semuanya terdengar merdu dan indah"

Andaikan setiap orang mampu menyikapi setiap permasalahan kehidupan dengan selalu berserah kepada Tuhan dan menikmati setiap masalah kehidupan bagai menikmati alunan nada piano, mungkin gejolak dalam dada seseorang bisa terkendalikan. Karena secara realita kehidupan ini terkadang seperti "roller coaster".

Pada suatu saat kita merayap menuju ke atas, tapi pada suatu waktu kita meluncur turun terhempas ke titik yang menyakitkan.

Tapi itulah realita yang sering kita alami dalam kehidupan. Begitu banyak aneka masalah  yang terjadi. Tidak sedikit diantara kita merasa bahwa masalah yang sedang kita hadapi adalah yang paling berat.

Sehingga kita seakan tenggelam dalam permasalahan dan tenaga kita terkuras untuk sekedar menyesali apa yang terjadi tapi terlupa mencari solusi.

Dari pengalaman pribadi saya, ada beberapa hal yang sangat efektif untuk mencegah dan atau mengatasi permasalahan yang terjadi. Diantaranya :

PERTAMA : KOMUNIKASI INTRA PERSONAL
Untuk mencegah suatu masalah berpotensi menjadi liar dan membesar, hal awal yang selayaknya kita lakukan adalah melakukan komunikasi dengan diri sendiri (komunikasi intra personal). Dan berani bertanya, mengapa hal ini bisa terjadi.

 Hal ini untuk mencegah munculnya prasangka dan praduga yang serta merta menyalahkan orang lain. Karena terkadang masalah itu datang bukan karena kesalahan orang lain, tapi berawal dari pikiran dan perilaku kita sendiri.

Kepekaan diri dalam melakukan komunikasi intra personal ini akan membuat kita menemukan asal muasal masalah dan solusi apa yang sebaiknya kita lakukan.

KEDUA : KEJUJURAN 
Kejujuran menyikapi suatu masalah yang sedang terjadi adalah multi vitamin dalam pola langkah instrospeksi diri.. Ada pepatah lama :

"Seberapa kencang kebohongan berlari, kebenaran pasti akan mampu melampaui". Kejujuran juga harus disampaikan di depan, bukan didiamkan dan baru tersampaikan pada saat masalah sudah terjadi.

Pada saat masalah sudah membara, dimana emosi dan kemarahan sudah terpapar, terkadang kebenaran dan kejujuran hanya terlihat samar-samar.

KETIGA : KESABARAN 
Bersabar adalah upaya menekan ego individual agar kita dapat menyikapi permasalahan dengan hati dingin, obyektif untuk memperoleh hasil yang positif.

Terkadang kita perlu mengalah. Mengalah bukan berarti kita kalah. Tapi sekedar untuk mencegah terjadinya gesekan. Dengan kesabaran kita akan dengan mudah mencari titik keseimbangan untuk mencari solusi terbaik.

KEEMPAT : NIAT DAN PRASANGKA BAIK 
Dengan landasan kuat itikad baik dan selalu berprasangka baik semua permasalahan pasti secara tidak langsung akan kita arahkan pada titik solusi yang terbaik.

Niat baik dan selalu berprasangka baik merupakan kompas yang akan memandu kita untuk tidak sekedar saling mempersalahkan atau merasa paling benar.

Niat baik dan prasangka baik akan menuntun kita menemukan pengendalian diri dalam upaya menyelesaikan masalah.

KELIMA : MEMBANGUN SUGESTI DIRI
Hal lain yang tidak kalah penting adalah kita harus selalu membangun sugesti diri, bahwa tidak ada hal kebetulan yang terjadi di dunia ini.

Semua telah digariskan dan kita hanya mencari titik keseimbangan agar bisa runduk pada garis kehidupan yang telah ditentukan.

KEENAM : TRUST IN GOD
Dengan bersikap tawadhu atau rendah hati, kita berserah kepada apapun kehendak Allah.

Pada saat akal sehat, pikirkan, tenaga dan 'resources' yang kita miliki seolah tak berdaya menghadapi masalah yang sedang terjadi, kita hanya bisa pasrah dan berserah kepada Allah.

Kita harus membangun kepercayaan diri bahwa kiranya Allah pasti berkehendak yang terbaik untuk kita. Terkadang kehendak Allah tidak seperti yang kita harapkan, tapi percayalah pasti yang terbaik untuk kita.

Sahabatku, secara realitas memang tidak mudah melaksanakan keenam langkah tersebut di atas. Tapi kalau kita rendah hati dalam menjalani, saya yakin hasilnya pasti yang terbaik. Tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.

Payung teduh utama dari bahasan kita kali ini adalah membangun kehendak diri untuk selalu berserah dan selalu tenang saat masalah datang menyambang. Berserah bukan berarti kita hanya pasrah, tapi tetap berjuang keras dalam kapasitas dan kemampuan diri.

Satu hal yang harus kita sadari, kita adalah pejuang kehidupan. Mental seorang pejuang adalah selalu gigih untuk menghadapi setiap masalah yang terjadi.

Bukan menghindari. Dan perjuangan selalu ada strategi. Kemampuan kita untuk mengolah dan menggabungkan potensi diri, yaitu kecerdasan bernalar, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual akan menentukan untuk keluar sebagai pemenang.

"Pada saat masalah datang, tundukkan dirimu, agar dia melintas di atasmu. Biarkan dia berlalu dan bermuara ke tempat yang seharusnya, kemudian kita tegak kembali"

Rudi S Kamri, Salam SATU Indonesia,
10052019