Konsultasi Psikologi: Anakku Kecanduan HP

 
Konsultasi Psikologi: Anakku Kecanduan HP

LADUNI.ID, Jakarta - Anak kami berusia 10 tahun mempunyai ponsel. Awalnya berjalan baik-baik saja. Namun, lama kelamaan, anak kami seakan tidak bisa lepas dari ponsel dan terus menerus menggunakannya. Seringkali untuk bermain game online. Adiknya juga sekarang minta dibelikan ponsel seperti kakaknya. Saya ingin anak-anak saya aman. Apa yang dapat kami lakukan untuk mengendalikan pemakaian ponsel anak kami?

Jawaban:

Terima kasih Bapak/Ibu yang sudah berkunjung ke rubrik kami. Saat ini penggunaan ponsel tampaknya sudah sangat marak, baik dari anak-anak sampai orang tua. Tidak jarang memang penggunaan ponsel seringkali malah memunculkan masalah baru. Berkaitan dengan permasalahan itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:

Pertama, sebelum memutuskan untuk membeli ponsel, perhatikan kembali alasannya, apakah memang karena kebutuhan atau sekedar keinginan? Ponsel bagi anak sebaiknya diberikan hanya karena memang membutuhkannya. Jika Anda ragu apakah karena kebutuhan atau keinginan, sebaiknya Anda tidak membelikan ponsel kepada anak.

Kedua, jika sudah terlanjur membelikan ponsel anak, tambahkan fitur keamanan di ponsel anak. Di layanan youtube atau google misalnya sudah tersedia akses tambahan untuk membatasi pencarian situs-situs atau konten yang tidak layak bagi anak.

Ketiga, buatlah aturan penggunaan ponsel. Misalnya ponsel hanya diberikan tiap hari Sabtu dan Minggu itupun dengan pembatasan hanya sampai jam 17.00 misalnya.

Keempat, berikan contoh pembatasan penggunaan ponsel. Orang tua juga perlu membatasi penggunan ponsel ketika di rumah terlebih lagi ketika sedang bersama anak. Anak cenderung meniru perilaku orang tuanya. Oleh karena itu jika orang tua tetap menggunakan ponsel saat bersama anak, anak akan enggan mematuhi peraturan yang dibuat. Karena orang tuanya membatasi penggunaan ponsel anak sementara orang tua tidak dibatasi. Hal ini sekaligus berlatih konsekuen menjalankan aturan.

Kelima, buatlah komitmen bersama dengan anak. Susun aturan tersebut bersama dengan anak termasuk konsekuensi yang diberikan jika ada pelanggaran. Dengan demikian anak merasa lebih bertanggung jawab dengan perilakunya, karena dia terlibat dalam menyusun peraturan tersebut.

Mungkin demikian yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat.

 

Salam hormat

DR.Muhammad Fakhrurrozi, M.Psi
(Dosen Universitas Gunadarma - innozzi@yahoo.com)