Wisata Ziarah dan Berdoa di Makam Mbah Wali Putih Sentul Alas Roban

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Wisata Ziarah dan Berdoa di Makam Mbah Wali Putih Sentul Alas Roban
Sekilas Sejarah
 
Mbah wali putih nama beliau sebetulnya Syekh Fatkhutieh, beliau berasal Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. 
Mbah Wali Putih menyebarkan agama Islam di wilayah Pesisir Tengah Jawa Tengah hingga usianya mencapai 78 tahun dan meninggal dalam usia tersebut. Namun sebelum meninggal dunia beliau berpesan agar dimakamkan di lereng bukit Desa Sentul agar nantinya makamnya terselamatkan dari proyek jalan raya yang dibangun Gubernur Jenderal  Daendles dari kerajaan Belanda.   Rupanya Wali Putih ini mampu membaca tanda-tanda zaman ke depan. Maka, makamnya terselamatkan dari pembuatan jalan raya. Karena lokasi makamnya berada di lereng bukit yang penuh dengan rerimbunan pohon.
 
Mbah wali putih, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatera. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa.
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa. Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas. Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula. Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.

Mine coins - make money: https://bit.ly/money_crypto
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa. Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas. Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula. Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.

Mine coins - make money: https://bit.ly/money_crypto
Ia dari Arab kemudian tinggal di kerajaan Palembang memiliki jabatan sebagai Senapati Agung. Oleh karena itu, bukan hanya seorang yang gagah perkasa dan sakti. Melainkan memiliki ketinggian ilmu agama Islam. Juga, menjadi seorang penyebar agama di daerah Sumatra. Pada suatu hari raja Palembang mendapat ilham dari Allah SWT agar pindah ke tanah Jawa. Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengannharapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit. Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, raja Pelembang Jawa Tengah bagian tengah. Disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya. Tidak ada yang berani memasuki. Siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum mahluk gaibnya ganas-ganas. Sisa sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hany Wali Putih lah yang berani memasuki Alas Roban. Karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar. Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut. Dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula. Karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun. Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.

Mine coins - make money: https://bit.ly/money_crypto

Petunjuk tersebut dituruti oleh beliau Maka, menujulah ke tanah Jawa bersama seluruh abdi dalem dengan menggunakan perahu besar dengan harapan nantinya mendirikan kerajaan di Pulau Jawa. Syekh Fatkhutieh pun pergi ke tanah Jawa bersama rajanya. Waktu itu di Pulau Jawa ada kerajaan besar. Dibagian bagian barat dikuasai Kerajaan Pajajaran dan di bagian timur dikuasai Kerajaan Majapahit.

Kedua kerajaan ini masih memiliki hubungan kekeluargaan. Sama-sama tidak melakukan perebutan kekuasaan atas wilayah daerahnya masing-masing. Perjalanan menuju tanah Jawa, bagian tengah, disitulah dia mendirikan sebuah kerajaan bernama Kalingga Murti. Selang beberapa tahun kemudian Wali Putih diperintahkan untuk menguasai dan mempertahankan wilayah pesisir tengah. Tepatnya disekitar Alas Roban atau Hutan Oban. Saat itu alas roban terkenal dengan mahluk halusnya.

Tidak ada yang berani memasuki, siapapun yang berani nekat memasuki tidak akan pulang kembali ke rumahnya. Maklum makhluk gaibnya ganas-ganas, sisa-sisa keganasan itu hingga kini masih ada. Hanya Wali Putih yang berani memasuki Alas Roban, karena memiliki ilmu seperti yang dimiliki Syekh Subakir penumbal Gunung Tidar.

Kemudian ia melakukan perlawanan terhadap mahluk halus penunggu hutan tersebut, dalam pertarungan itu dimenangkan dirinya. Kemudian Wali Putih memasang tumbal di hutan Alas Roban agar para makhluk halus yang menghuni mereda dan tidak mengganggu kerajaan maupun rakyat. Para makhluk gaib itu pun bersedia mematuhi dan tetap tinggal di tempat semula, karena sudah menjadi rumahnya selama beribu-ribu tahun.

Sedangkan Syekh Fathutieh sendiri menetap di daerah yang tidak jauh dengan Alas Roban. Yaitu Desa Sido Muncul atau yang sekarang bernama Sentul. Disamping menjalankan tugas kerajaan, ia juga melakukan dakwah agama Islam keliling di sekitar wilayah pesisir Jawa Tengah.

 
 

Lokasi Makam

Komplek Makam Mbah Wali Putih Sentul Alas Roban berada di  Desa Sentul, Gringsing, Batang

Desa Sentul

Mine coins - make money: https://bit.ly/money_crypto
Desa Sentul

Mine coins - make money: https://bit.ly/money_crypto

 

yang Sudah Mengunjungi Wisata Ziarah dan Berdoa di Makam Mbah Wali Putih Sentul Alas Roban

  • MUHTAROM MUHTAROM