Makam Sultan Malikussaleh Menjadi Tujuan Wisatawan Baru

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Makam Sultan Malikussaleh Menjadi Tujuan Wisatawan Baru

LADUNI.ID | Aceh Utara - Makam Sultan Malikussaleh menjadi tempat tujuan wisata baru di hari libur bagi masyarakat aceh utara dan sekitar nya, momen ini sekaligus sebagai media berziarah juga. Selain makam Malikussaleh masyarakat sekarang lebih memilih melakukan ziarah ke makam-makam bersejarah, Makam ini sering dikunjungi peziaarah. Meski tak seramai hari biasa, namun makam ini tak pernah sepi pendatang.

Tempat ini, merupakan makam dan bekas istana Sultan Malik Al-Saleh atau Malikussaleh, pendiri Kerajaan Pasai, kerajaan Islam pertama di AsiaTenggara. Mendatangi makam tersebut, banyak kegiatan yang dilakukan pengunjung, termasuk melaksanakan ibadah seperti mengaji dan salat di lokasi wisata sejarah tersebut. “Makam ini (Malikussaleh) tak pernah sepi, pengunjungnya tidak menentu kadang ramai kadang tidak.

Tapi setiap hari ada yang berziarah,” kata Mahmud warga sekitar makam Sultan Malikussaleh Jika pada saat hari-hari biasa, makam sultan yang terletak di desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Aceh Utara tersebut ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Tak hanya wisatawan lokal, namun sejumlah wisatawan asing juga datang ke makam tersebut. Sultan Malikussalehj atau Malik As Saleh sendiri adalah raja di Kerajaan Islam Pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudera Pasai.

Malikussaleh memimpin Samudera Pasai sejak tahun 1267, ia menjadikan Samudera Pasai sebagai pusat perkembangan Islam nusantara dan juga pusat perdagangan. Malikussaleh merupakan keturunan dari Sukee Imuem Peuet (sebutan untuk keturunan empat maharaja).

Sukee Imuem Peut tersebut adalah maharaja bersaudara yang mendirikan kerajaan-kerajaan Aceh pertama sebelum masuknya Islam. Tak hanya Malikussaleh, di Kecamatan Samudera Gedong tersebut juga terdapat sejumlah makam bersejarah lainnya. Diantaranya makam Ratu Nahrisyah, Makam Tengku Sidi Abdullah Tajumilah, Makam Tengku Peut Ploh Peut, dan sejumlah makam bersejarah lainnya. Beberapa di antaranya bahkan terdapat di dalam sungai atau tambak milik warga.