Alumni Mudi: Bulan Maulid, Momentum Introspeksi dan Meneladani Akhlak Rasulullah

 
Alumni Mudi: Bulan Maulid, Momentum Introspeksi dan Meneladani Akhlak Rasulullah

LADUNI.ID, PIDIE JAYA - Setiap datangnya bulan Rabiul Awal sudah menjadi tradisi momentum memperingatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi dapat dijadikan momentum untuk mengingat kembali kisah perjuangan dan pengorbananan baginda Rasulullah Saw. Tentunya dari kisah-kisah itu, setiap orang diharapkan dapat meneladani kepribadian dan suri tauladan Nabi Saw.

Baca Juga : Ini Sang Juara Lomba Esai Kebangsaan dalam Bahasa Arab di Dayah MUDI Samalanga

Hal ini sebagaimana di jelaskan Tgk. Rusydi Muhammad atau akrab disapa Abi Rusydi pimpinan Dayah Irsyadul Ulum Al-Aziziyah Meurah Dua, Pidie Jaya dalam momentum memasuki bulan Rabiul Awal (Buleuen Muled) 1441 H.

"Kita mengetahui bersama bahwa Maulid Nabi diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal kalender Hijriah. Rasa gembira dengan datang bulan ini sudah menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai dalam persepektif syariat Islam," lanjut pengurus Tastafi dan Sirul Mubtadi Pidie Jaya, Sabtu, (2/11/2019).

Abi menjelaskan bulan ini sebagai bulan istimewa karena bisa dijadikan momentum mengingat kembali sejarah Nabi, mengingat kembali kehidupan Nabi. Lalu, kita mengambil pelajaran dari Rasulullah dan terus mengintropeksi diri serta memperbanyak shalawat.

"Banyak cara mencintai Rasulullah, selain memperbanyak bacaan shalawat, cara kita mencintai Rasulullah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya. Baik berupa perkataan, perbuatan maupun segala kebiasaan sikap Rasulullah. dengan jalan memperbanyak bershalawat dan mengikuti sunnah-sunnah rasullah semoga kita semua menjadi orang-orang yang dicinta oleh Rasulullah," ulasnya.

Alumni dayah MUDI Samalanga ini mengisahkan dalam kitab Nashaihul Ibad karya Imam Nawawi, Syekh Syibli mendatangi Ibn Mujahid, secara sepontan Ibn Mujahid merangkul dan mencium kening Syekh Syibli. Syekh Syibli pun bertanya tentang hal itu. Syekh Mujahid menceritakan bahwa ia pernah bermimpi dan melihat Rasulullah mencium kening Syekh Syibli. Dalam mimpinya Ibn Mujahid bertanya kepada Rasulullah, hal apa yang menyebabkan Rasulullah begitu mencintai Syekh Syibli. Rasulullah menjawab bahwa Syekh Syibli selalu membaca dua ayat terakhir Surat at-Taubah dan shalawat setiap selesai shalat fardhu.

" Kemudian Ibn Mujahid menanyakan akan hal itu terhadap syaikh syibli dan ternyata syaikh syibli selalu mengamalkan apa yang diceritakan rasullah dalam mimpi Ibn Mujahid,"

Selanjutnya, Abi berharap dengan melihat kisah tersebut, bukan hanya berapa banyak shalawat yang dibaca, namun konsisten, terus menerus dan kecintaan sebenar-benarnya kepada Rasulullah dengan merealosasikan segala perintah dan larangan yang dapat menjadikan kita semua dikenal oleh Rasulullah dan akan mendapatkan cintanya.