Asal usul Keranda Mayit, Begini Kisahnya

 
Asal usul Keranda Mayit, Begini Kisahnya

LADUNI.ID, Jepara - Pada suatu hari Sayyidah Fatimah Az-Zahra putri tercinta Rasulullah SAW sedang berada didepan rumah beliau. Disaat itu beliau ditemani oleh Sayyidah Asma Binti Khumaisy. Ketika sedang asyik duduk, tiba-tiba lewat lah segerombolan lelaki yang sedang membawa jenazah seorang wanita menuju kuburan untuk dimakamkan.

Melihat hal tersebut, lalu tiba-tiba Sayyidah Fatimah pun menangis seketika. Mengetahui hal itu kemudian Sayyidah Asma mendekati Sayyidah Fatimah seraya bertanya, "Wahai putri rasulullah, Mengapa engkau menangis melihat orang orang membawa jenazah itu?".

Lalu Sayyidah Fatimah menjawab, "Setiap orang yang mati akann dibungkus dengan kain kafan dengan rapat, lalu kemudian ia akan dibawa menuju tempat pemakaman dengan dipanggul pada pundak orang orang yang membawanya?".

Lalu Sayyidah asma menjawab, "Tentu wahai putri Rasulullah".

Lalu Sayyidah Fatimah melanjutkan lagi, "Dan begitupun aku, Kelak ketika aku telah mati nanti, pasti aku juga akan dipanggul diatas pundak pundak orang yang membawaku ke kuburuan?".

Lalu Sayyidah Asma menjawab, "Benar sekali ya Putri Rasulullah".

Kemudian Sayyidah Fatimah pun menangis lagi seraya berkata, "Itulah yang membuat aku menangis. Sungguh aku sangat malu jika nanti aku telah meninggal. Kemudian aku dibungkus dengan kain kafan yang sangat rapat, dan lalu kemudian aku pun dipanggul diatas pundak orang orang untuk dibawakan ke kuburan. Sementara orang yang mengiringi jenazahku melihatku, Itulah yang membuat aku merasa sangat malu, Karena mereka akan melihat lekuk-lekuk tubuhku!".

Mendengar ungkapan dari Sayyidah Fatimah, lalu Sayyidah Asma pun berkata, "Wahai putri Rasulullah, disaat aku ke negeri Habasyiah, aku melihat jenazah yang dibawa kekubur diletakkan di sebuah tempat yang disebut keranda, aku rasa itu dapat menutupi pandangan orang orang terhadap lekuk bekuk tubuh jenazah yang sedang dibawa".

Mendengar cerita dari Sayyidah Asma, Lalu Sayyidah Fatimah pun tersenyum dan wajahnya pun terlihat berseri. Lalu dia berkata, "Aku wasiatkan kepadamu ya Sayyidah Asma. Jika nanti aku mati maka suruhlah orang orang meletakkan jenazahku itu diatas keranda agar mereka tidak bisa melihat lekuk bekuk tubuhku".

Semenjak itu, akhirnya umat Islam diseluruh dunia pun menirukan hal yang sama pada jenazah Sayyidah Fatimah dengan meletakkan jenazah si mayit diatas keranda untuk dibawa kepemakaman.

Yang perlu dicermati disini ialah bagaimana mulianya sifat Sayyidah Fatimah. Walaupun dia telah menjadi mayat, akan tetapi dia masih merasa malu akan lekuk bekuk tubuhnya yang dilihat oleh orang lain, Subhanallah.

Lalu jika kita bandingkan dengan para wanita dizaman sekarang, apakah masih ada diantara mereka yang memiliki rasa malu walaupun hanya secuil saja seperti Sayyidah Fatimah?.

Semoga saja cerita singkat yang penuh hikmah ini dapat menjadi sebuah pelajaran dan sekaligus peringatan bagi para wanita yang suka memamerkan auratnya!.

Wallahu'alam Bishawwab

Penulis, Gus Muh (Pengasuh Ponpes Nailun Najah, Jepara)

Sumber: Guru Mulia Al Imam Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz