Khutbah Jumat: Allah Melipatgandakan Rahmat-Nya Bagi Siapapun yang Dikehendaki

 
Khutbah Jumat: Allah Melipatgandakan Rahmat-Nya Bagi Siapapun yang Dikehendaki

LADUNI.ID, Jakarta - Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di rumah bersama Siti Aisyah, kemudian pintu rumah Rasulullah didatangi oleh seorang pengemis. Rasulullah pun merasa bingung, apa yang akan diberikan kepada pengemis itu sementara Rasulullah sudah tidak memiliki apa-apa.

Rasulullah kemudian melihat kea rah Siti Aisyah yang sedang melipat baju milik Rasulullah, lantas Rasulullah meminta Siti Aisyah untuk memberikan baju milik beliau kepada pengemis itu. Betapa terkejut dan bersyukurnya sang pengemis mendapat baju pemberian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sepanjang perjalanan, sang pengemis merasa senang. Pengemis itu pun membawa pakaian pemberian Rasulullah ke pasar dan berteriak ke orang-orang yang ada di pasar,

“Ini baju Rasulullah… Ini baju Rasulullah… Barang siapa yang bisa menawarkan harga tertinggi atas baju ini, maka baju ini akan menjadi milik Anda,” teriak pengemis itu. Mendengar teriakan tersebut, orang-orang kemudian berkumpul dan melihat serta memberikan tawaran harga pada si pengemis.

Terdapatlah seorang saudagar kaya tetapi buta yang juga mendengar si pengemis menawarkan baju Rasulullah tersebut. Sang saudagar kemudian memerintahkan kepada budak hamba sahayanya untuk membeli baju tersebut berapapun harganya.

“Hai fulan, kamu coba beli baju pemberian Rasulullah itu, bagaimanapun caranya kamu harus berhasil membelinya. Kalau kamu berhasil membelinya, maka saya akan memerdekakan kamu dan tidak menjadi budak lagi,” ujar sang saudagar kepada budak itu.

Mendengar hal itu, sang budak pun menghampiri si pengemis dan menawar dengan harga yang tertinggi. Baju Rasulullah itupun terjual kepada sang budak, yang kemudian membuatnya menjadi orang yang merdeka dan tidak menjadi budak lagi. Dia pun senang gembira, dan memberikan baju itu kepada sang saudagar kaya tersebut.

Sang saudagar buta itupun pulang dengan membawa baju Rasulullah yang berhasil didapatkannya. Di malam hari, usai melaksanakan shalat malam, saudagar itu pun berdoa agar Allah melimpahkan rahmat kepadanya karena sudah menjadikan pengemis tidak lagi jadi pengemis, serta telah memerdekakan seorang budak.

Esok harinya, sang saudagar buta itupun sembuh dari butanya. Dia bisa kembali melihat dunia. Subhanallah…  Ia pun pergi ke rumah Rasulullah dan menceritakan apa yang terjadi sekaligus mengembalikan baju milik Rasulullah yang sudah dibelinya dari seorang pengemis.

Dengan kejadian itu, Rasulullah kemudian berkata kepada Siti Aisyah bahwa Allah akan memberikan rahmat-Nya kepada orang yang sudah dikehendakinya. Kejadian ini diabadikan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 261 sebagai berikut,

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ (٢٦١)

Matsalu alladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiili allaahi kamatsali habbatin anbatat sab'a sanaabila fii kulli sunbulatin mi-atu habbatin waallaahu yudaa'ifu liman yasyaau waallaahu waasi'un 'aliimun

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 261).

Dengan demikian, tulisan ini merupakan kisah yang disampaikan dalam khutbah Jumat di Masjid An-Nur, Pejaten Timur, Jakarta. Semoga kisah ini menjadi pelajaran, hikmah dan bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi penulis. Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.