Konsultasi Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak yang Mau Menang Sendiri?

 
Konsultasi Psikologi: Bagaimana Mengatasi Anak yang Mau Menang Sendiri?

Assalamu’alaikum wr wb

Perkenalkan saya Pak Y di Bogor. Saya punya anak 3 sudah besar-besar. Dua anak saya nomor 1 dan bungsu termasuk wajar-wajar saja. Tapi anak yang kedua ini keliatannya yang paling beda. Anak kami ini laki-laki, SMA. Dia suka mengurung diri di kamar. Suka memaksakan kehendak. Kadang suka teriak-teriak di balkon. Dan sering mengancam kalau ga diikuti keinginannya. Saya perhatikan dia berubah seperti itu sejak putus dari pacarnya. Kami biasa mendidik anak-anak disiplin dan keras dari kecil. Ya kadang kami juga menghukum anak-anak kalau salah. Kami bingung menghadapinya Pak. Saya ga tau, apakah ada pengaruh pola asuhnya di masa kecil dulu ya? Terima kasih banyak Pak.

Wa’alaikumsalam wr wb

Pak Y

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih Pak Y yang sudah berkenan berbagi dengan kita di sini. Mengingat informasinya terbatas, saya coba jawab semampu saya ya Pak. Sebuah perilaku itu pasti ada penyebabnya Pak. Ada yang berkaitan secara langsung atau tidak. Memang salah satu langkah yang tepat untuk memahaminya adalah wawancara langsung dengan ananda. Namun demikian Bapak dan keluarga bisa melakukan langkah-langkah sederhana berikut ini:

Pertama, tanyakan kepada ananda apa penyebab perilakunya seperti sekarang. Jika Bapak dan Ibu merasa bahwa ananda tidak terbuka bisa saja kakak atau adiknya yang coba untuk menanyakannya. Intinya data tentang penyebab perilaku dari sudut pandang ananda ini menjadi penting. Hal ini biar Bapak dan Ibu tidak berdasarkan dugaan dalam bertindak.

Kedua, jangan buru-buru mengambil kesimpulan. Informasi bahwa ananda mengalami perubahan setelah putus dengan pacarnya, bisa saja berkaitan secara langsung dengan perilakunya saat ini. Atau juga justru bukan menjadi penyebab utamanya, tapi hanya sebagai pemicu. Bisa juga pola asuh masa lalu yang menurut Bapak seperti itu berkaitan dengan perilakunya saat ini. Pada intinya Bapak dan Ibu jangan mengambil kesimpulan terlebih dahulu sebelum mendapat jawaban dari sisi ananda.

Ketiga, turuti keinginannya sambil tetap waspada. Bapak tadi bercerita bahwa ananda sering mengancam jika ingin sesuatu. Sambil menunggu informasi yang lengkap dari ananda, Bapak dan Ibu sementara ini bisa terus mengawasi ananda. Jika ananda mengancam kabur dari rumah misalnya, biarkan ananda keluar rumah, tapi awasi dari belakang dan ikuti dengan diam-diam. Ini hanya sekedar contoh, mudah-mudahan tidak sampai terjadi.

Keempat, pahami kondisi ananda. Ananda saat ini sedang dalam kondisi mental yang tidak stabil, oleh karena itu, semua perilaku dan perkataannya mohon jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati. Karena dalam kondisi seperti itu ananda masih diliputi dengan emosional sehingga pasti tidak bisa berpikir secara logis dan rasional. Oleh karena itu jika ada perilaku dan perkataan yang tidak rasional dari ananda harap untuk dimaklumi dan jangan bereaksi secara tidak wajar. Karena justru itu hanya akan memperparah masalah.

Mungkin itu yang bisa saya jelaskan Pak. Mudah-mudahan bisa membantu. Untuk lebih jelasnya, kalau memungkinkan ananda bisa diajak untuk bertemu saya secara langsung, Pak. Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi

Jadwal Praktek Konsultasi:
Tiap Rabu, 10.00 – 14.00 (atau dengan perjanjian terlebih dahulu)
Alamat: Jl. Damai III No. 57 Pejaten Timur Pasar Minggu Jakarta Selatan