Kisah Keteladanan Mbah Ali Saat Diserang Orang Tak Dikenal

 
Kisah Keteladanan Mbah Ali Saat Diserang Orang Tak Dikenal

LADUNI.ID, Jakarta - Seakan tiada habisnya jika membincangkan kisah keteladanan dari ulama-ulama kita terdahulu. Para ulama kita di Indonesia sejak dahulu selalu memberikan teladan yang sangat tinggi sehingga membuat Islam Indonesia menjadi Islam yang rahmatan lil ‘aalamiin.

Salah satu keteladan yang patut kita contoh sebagai seorang manusia, terlebih seorang santri dan warga Indonesia, adalah kisah ketika Mbah Ali “diserang” orang tak dikenal menggunakan linggis.

Baca juga: Meneladani Kisah Perjuangan Siidil Habib Umar bin Hafidz

Saat itu, pengajian haul sedang berlangsung dan Mbah Ali sedang berada di podium menyampaikan ceramah.

Namun, kejadian tidak terduga kemudian terjadi. Orang yang tidak dikenal dan entah datang dari mana, buru-buru lari nyelonong ke atas panggung. Dia mendekati Mbah Ali sambil membawa sesuatu berbungkus kain putih.

Secepat kedipan mata, ia melayangkan bungkusan yang ternyata adalah linggis. Tanpa ampun, ia memukul Mbah Ali dengan besi keras itu. Tentu saja, Mbah Ali saat itu tersungkur dan mengalami luka yang sangat parah.

Saking parahnya, kejadian itu telah membuat Mbah Ali dirawat di rumah sakit hingga dua bulan.

Baca juga: Kisah Pemuda yang Menampung Gadis Cantik di Rumahnya

Siapa pelakunya? Apa motifnya? Bagaimana kelanjutannya? Entahlah... Tetapi, apa yang dipesankan Mbah Ali kepada santrinya sungguh membuat kita geleng-geleng kepala karena takjub luar biasa. Saat itu, Mbah Ali berpesan kepada salah satu santri yang menemani beliau.

Mbah Ali berkata, "Semua anak dan santriku tidak boleh dendam, tidak boleh benci."

Kisah ini dikisahkan oleh KH Abdul Karim Ahmad, Solo, seorang santri yang menemani Mbah Ali ketika dirawat di rumah sakit saat itu.

Begitulah keteladan seorang guru, ulama, kiai yang menggambarkan akhlak yang baik dan tinggi. Mengajarkan kepada kita bahwa sebaik-baiknya orang yang didhalimi adalah mereka yang tidak menyimpan dendam dan tidak menyimpan kebencian.

Baca juga: Kisah Teladan Ummul Mukminin Ibu Siti Khadijah

Semoga kisah ini menjadi pelajaran kepada kita semua agar menjadi pribadi yang baik dan memiliki akhlak tinggi, sebagaimana akhlak para ulama. Akhlak yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lahu al-Fatihah...


Keterangan foto: KH. Ali Maksum di masa sepuh, dipapah santri-santrinya.