Penulis Terkenal Asal AS Ini Melihat Keindahan Islam Usai Bertemu Muslimah di Indonesia

 
Penulis Terkenal Asal AS Ini Melihat Keindahan Islam Usai Bertemu Muslimah di Indonesia

LADUNI.ID, Jakarta - Seorang penulis terkenal asal Amerika Serikat (AS), Elizabeth Gilbert mengungkapkan pengamalan yang tidak akan pernah terlupakan dalam hidupnya ketika berada di Indonesia. Penulis novel fenomenal berjudul Eat, Pray, Love ini melihat keindahan Islam setelah bertemu dengan wanita muslimah di Pulau Lombok.

Kisah itu bermula saat Liz (sapaan Elizabeth Gilbert) merasakan kegalauan dan kekalutan akibat perceraiannya dengan sang suami. Kegalauan Liz itu kemudian membuatnya berkunjung ke Lombok, Indonesia dengan niat ingin menenangkan diri. Di daerah terpencil itulah, Liz bertemu dengan perempuan muslimah yang kemudian membuatnya kagum pada Islam.

Liz mengaku tidak mengetahui nama wanita muslimah itu. Meskipun begitu, menuturkan bahwa ia melihat wajah Islam yang sebenarnya dari tingkah laku dan ketulusan wanita tersebut. Liz pun tak peduli dengan kabar di berbagai dunia yang menjelek-jelekkan Islam.

Dilansir dalam sebuah acara bernama Super Soul Sunday, yang dibawakan oleh Oprah Winfrey, Elizabeth Gilbert menceritakan momen-momen sedihnya di masa perceraian dengan Jose Nunez. Liz merasa tertekan dan ingin tenang, sehingga ia datang ke Indonesia. Ia menjalani 10 hari sendirian di sekitar Bali dan Lombok.

"Kala itu saya ada di Indonesia. Saya sedang mengalami perceraian yang begitu mengerikan di usia 31 tahun. Saya sangat tertekan. Saya putuskan pergi ke pulau kecil ini dan menjalani 10 hari untuk menyendiri dan berdamai dengan diri saya," kata Elizabeth seperti dikutip dari channel YouTube OWN, sebagaimana dilansir merdeka.com, Selasa (11/01/2021).

Mengelilingi Pulai dan Tidak Bicara Selama 10 Hari

Demi mendapatkan kedamaian, Liz memutuskan untuk tidak berbicara selama 10 hari di salah satu pulau terkecil, serta memilih untuk berjemur dan berkeliling santai.

"Karena saya begitu malu dan menderita. Saya putuskan untuk tidak berucap satu kata pun selama 10 hari. Saya tidak kenal siapa pun dan berjemur di pantai," ujar Liz.

Selama berkeliling itulah Liz berniat mencari tahu segala aktivitas masyarakat miskin di sana, terutama kesibukan para nelayan yang mencari ikan di lepas pantai untuk dikonsumsi malam harinya.

"Di pulau nelayan kecil yang miskin di Lombok, Indonesia. Saya mengalami keracunan makanan parah. Rencana saya adalah berkeliling pulau kecil ini setiap hari. Lalu ada seorang perempuan muslim. Maksud saya dengan pulau miskin adalah apa yang nelayan ini tangkap di pagi hari adalah apa yang dimakan pada malam hari," terangnya.

Pertemuannya dengan Muslimah di Lombok

Setiap hari menikmati indahnya pulau kecil di Indonesia, menjadi pertemuan pertama kalinya Liz dengan seorang wanita muslim. Acap kali berjumpa, wanita itu menyapa hangat dirinya meski tak pernah berkenalan atau pun bercengkrama.

"Dan perempuan ini, biasa melihat saya berkeliling selalu meletakkan tangan di dada sambil tersenyum ke arah saya ketika saya melintas. Saya pun melakukan hal yang sama," papar Liz.

Suatu malam, Liz mengalami kondisi tubuh yang aneh. Pencernaannya terasa kurang sehat. Ditambah lagi ketakutan yang menyelimuti karena sendirian di kabin. Tak disangka, wanita muslim tadi datang dan melihat keadaan Liz.

"Saya sangat mual dan diam di kabin. Dehidrasi dan ketakutan. Saya kira saya kena malaria. Jauh dari orang yang kenal saya . Dan perempuan ini datang dan mencari saya. Nampaknya dia memerhatikan saya kemarin dalam kondisi kurang sehat," ujar Elizabeth.

Tidak Kenal, tapi Punya Mengasihi Seperti Anak Sendiri

Wanita muslim itu memberi perhatian yang luar biasa pada Elizabeth. Meski tak mengenal satu sama lain, namun ketulusan wanita itu begitu terpancar.

"Tapi ketika dia tidak melihat saya berkeliling seperti biasa, dia datang dan mengetuk pintu. Melihat keadaan saya demikian, dia memberi isyarat seperti ini," tutur Elizabeth sembari menunjukkan jari telunjuknya.

Hingga akhirnya Elizabeth menangis seketika dalam pelukan wanita muslim tersebut. Selama sakit, wanita yang tak diketahui identitasnya itu merawat Liz bagaikan anaknya sendiri.

"Lalu ia kembali satu jam kemudian dengan membawa makanan segar dan air putih untuk saya. Saya mulai menangis di pelukannya. Dia merangkul saya seperti saya anaknya sendiri. Menenangkan dan merawat saya," tutur Liz terharu.

Melihat Keindahan Islam

Hingga saat ini, Elizabeth masih tidak tahu siapa sosok wanita muslim itu. Hal pasti yang ia terima kala itu, bahwa Islam sebenarnya terpancar dari dalam diri wanita muslim tersebut dan menepis segala isu yang tersebar di dunia mengenai keburukan Islam selama ini.

"Dan Anda tak tahu siapa namanya?," tanya Oprah.

"Saya tidak tahu namanya. Dia adalah penilaian saya pada Islam. Apa pun kata dunia tentang Islam. Dialah pandangan saya tentang Islam. Perempuan yang menyisir dan mengetuk pintu kabin, sampai dia menemukan orang yang menderita dan merawatnya," ungkapnya.

Kemurahan hati gambaran Islam sebenarnya muncul dari wanita muslim yang dijumpai oleh Elizabeth saat di Indonesia. Kendati tak kenal dengan orang asing dan terlepas dari utang budi apa pun, sosok muslimah itu datang merawat membantu begitu ikhlas. Diakuinya kuasa Tuhan itu datang dari hati.

"Oh my God," kejut Oprah.

"Itulah kebaikan terbesar yang pernah saya terima dalam hidup. Karena tidak ada hubungan apa-apa dengan saya, tidak pula berhutang apa pun pada saya. Ini benar-benar kuasa Tuhan melalui kemurahan hati seseorang," terang Elizabeth Gilbert, penulis novel fenomenal Eat, Pray, Love.(*)

***

Sumber: Kurnia Azizah, merdeka.com
Editor: Muhammad Mihrob