Jalan Ilmu yang Singkat

 
Jalan Ilmu yang Singkat
Sumber Gambar: Foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - "Menuntut ilmu itu jalan yang begitu singkat, hanya diri kita saja yang membuatnya terasa panjang dengan kemalasan dan suka berpindah-pindah kitab (sebelum menyelesaikannya)"

Karena ketika kamu mendengar ada dars satu kitab oleh syekh fulan kamu bergegas ikut, lalu mendengar lagi pengajian syekh fulan bergegas lagi ikut kesana, datang lagi syekh fulan dengan kitab yang berbeda bergegas kesana. Ikut pengajian abu syuja' bersama syekh fulan, setelah seperempat, ditinggal karena ikut dars syekh fulan yang lain. Ikut, lalu tinggalkan, ikut lalu tinggalkan, begituuuu terus bertahun-tahun, pindah dari satu kitab ke kitab lain tanpa menyelesaikannya, nah inilah yang membuat jalan ilmu terasa lama padamu. Padahal sebetulnya jalan ilmu itu begitu singkat. 

Begini, ketika kamu ingin mempelajari satu bidang ilmu, seperti nahwu, berapa kitab yang kamu butuhkan? 5 kitab ? 10 kitab ?Berapa tahun butuh mempelajari semua kitab itu? 2 tahun ? 3 tahun ? Apakah kamu akan hanya mempelajari nahwu saja ? 

Tamam, jadi yang membuat jalan ilmu itu terasa lama hanyalah diri kita, dengan bermalas-malasan dan suka berpindah-pindah. Ketika kalian telah memulai menempuh satu jalan maka mesti dilalui dan ditempuh sampai ujung jalan itu. Jangan pernah tinggalkan satu kitab sebelum kalian mengkhatamkannya. Selesaikan satu persatu, barulah pindah ke kitab lain. Jangan meloncat seperti kera, meloncat dari satu pohon ke pohon lain, tapi tidak mendapatkan apa-apa. Paham masyaikh ?

Ulama dahulu menjadi alim dalam waktu 5 tahun saja. Hanya 5 tahun mereka menghasilkan semua ilmu, mulai dari level mubtadi' sampai muntahi. Banyak sekali kitab-kitab yang mereka khatamkan ketika dars dahulu, yang sekarang kita hanya mendengar judulnya saja tapi tidak sempat membaca dan mempelajarinya. 

Kenapa semua itu bisa? Karena mereka memang fokus. Cobalah belajar dan menghafal satu hari tidak lebih dari 4 jam, dari pagi sampai siang cukup 4 jam saja, saya jamin dalam masa 5 tahun kamu akan menjadi alim. 

Saya ingatkan lagi ya masyaikh, jangan perpanjang dengan memperbanyak baca kitab dan tempat mengaji, ketika telah menemukan satu dars dengan seorang syekh maka mesti kalian khatamkan kitab tersebut, untuk kemudian kalau mau pindah ke kitab lain. Sehingga tidak membuat waktumu terasa lama. 

Banyak sekali diantara ikhwah yang kami lihat dia ada disemua dars, namun tidak menghasilkan apapun. 

Juga sudah banyak kejadian, yang bertanya kepada saya, "Syekh kitab mana yang lebih baik saya hafal? Minhaj at-thalibin atau Umdatul ahkam?" Saya katakan kepadanya : "terserah kitab apa yang mau kamu hafal, yang penting dihafal", lalu dia pergi dan tidak menghafal apapun. Dua atau tiga tahun berikut dia datang lagi, bertanya dengan pertanyaan sama: mana yang lebih baik saya hafal, Minhaj atau Umdah atau Bulughul maram?? Saya tegaskan lagi: kitab manapun yang kamu hafal maka silahkan, yang penting dihafal. lalu dia pergi tanpa ada menghafal apapun, berapa tahun berikut datang lagi dan bertanya lagi, kamu lihat orang ini menuntut ilmu 10 tahun namun tidak hafal apapun, tidak Minhaj, tidak bulughul maram. 

Wallahi, seandainya dia mulai menghafalkan salah satunya 1 baris saja sehari, maka dia akan hafal lima kitab lainnya dalam kurun waktu selama itu. 

Sekarang ya masyaikh, seandainya saya katakan kepada kalian: hafalkan lah alfiyah ibnu malik atau alfiyah zubad atau alfiyah lainnya. Kamu merasa berat, karena alfiyah banyak atau sulit, ini alasan kebanyakan orang Indonesia. Padahal kamu sendiri hafal namamu, nama teman-temanmu, nama tempat-tempat, nama jalan, kamu hafal banyak lagu dan lainnya. 

Begini masyaikh, seandainya kalian menghafal 3 bait saja sehari, berapa kalimatlah 1 bait itu, hanya 6 kalimat, jadi kalian hanya menghafal 18 kalimat sehari. Kalau ini rutin, maka satu tahun kalian akan hafal alfiyah. 

Lihat kita sekarang, sudah berapa lama menuntut ilmu? Ada diantara kita telah menuntut ilmu selama 2 tahun, 3 tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun, namun tidak hafal apa-apa.

Andai saja kamu hafal satu alfiyah pertahun, maka setelah 6 tahun kamu akan hafal banyak alfiyah, kamu jadi orang alim besar. Setahun pertama hafal alfiyah ibnu milik, berikutnya alfiyah di bidang fiqh, alfiyah dibidang hadits, alfiyah dibidang sorof, alfiyah dibidang balaghah, alfiyah dibidang ushul fiqh.

Kamu akan jadi orang alim besar kalau menghafal sehari 3 bait.

3 bait ini tidak akan lebih setengah jam, bahkan sekalipun kamu orang bodoh. 

Tapi kenapa semua ini tidak terjadi ya masyaikh?? Penyebabnya apa? Kenapa begitu panjang terasa bagi kita jalan ilmu ini?? Karena rasa malas dan suka berpindah-pindah. 

اللهم لا تعقنا عن العلم بعائق ولا تمنعنا عنه بمانع

"Ya Allah, jangan pernah halangi dan rintangi kami dari ilmu dengan penghalang dan rintangan apapun"

Semoga Allah menjaga guru kita Syekh Musthafa Abdunnabi dan masyaikh lainnya.

Afriul Zikri (Mahasiswa Al-azhar University)