Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 3)

 
Jangan Mencari Ridha Manusia (Bagian 3)
Sumber Gambar: Ilustrasi/Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Ketahuilah, mencari pujian dan ridha manusia, hanya akan menghabiskan waktu saja, hanya kelelahan hati tiada batasnya, karena selalu berakhir dengan kekecewaan dan tidak akan menemukan solusi jangka panjang. Karena itu, banyak orang yang menjadi bunglon, keikhlasannya menjadi sedikit lalu rusaklah agamanya.

Oleh karena itu, penyakit paling berbahaya yang bisa merusak hamba adalah mencari ridha manusia. Dengannya, dia menjadi orang yang meninggalkan perkataan yang baik, khususnya bagi da'i, ulama dan ahli ibadah.

Wahai manusia, untukmu yang tengah sibuk mencari penilaian orang lain, jangan berlelah-lelah agar tampak baik di mata manusia, karena bagaimanapun penilaian manusia, tidak akan pernah sama. Mungkin kamu nyaris sempurna dengan banyak kebaikan di mata manusia yang satu, tapi menurut manusia yang lainnya lagi, kamu masih memiliki banyak sekali kekurangan. Itu artinya, tidak ada gunanya kamu berusaha memuaskan mata orang lain, karena sampai kapanpun, kamu tidak akan pernah sebaik seperti yang kamu inginkan. Karena kita manusia dhoif, tidak sempurna.

Mengenai hal ini, kita ingat maqalah Muhammad bin Idris Asy Syafi’i rahimahullah (Imam Syafi’i) berkata:

قال محمد بن إدريس الشافعي رحمه الله : إنَّك لا تقدر أن ترضي الناس كلهم ، فأصلح ما بينك وبين الله ، ثم لا تبال بالناس

“Anda tidak akan mampu mendapatkan ridha semua manusia, maka perbaikilah hubunganmu antara dirimu dengan Allah, dan tidak usah peduli dengan ucapan orang-orang.”

Selain itu, Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan ridha itu sebagai salah satu syarat terwujudnya rukun iman. Seseorang tidak disebut beriman, manakala tidak ridha terhadap segala ketentuan Allah subhanahu wa ta'ala.

Dengan sikap ridha, dapat mengantarkan seorang mukmin menjadi mukhlis, tulus ikhlas karena Allah subhanahu wa ta'ala sehingga amalan2nya dapat diterima oleh-Nya.

Dengan sikap ridha, juga dapat menjadi obat hati yang dapat menangkal segala penyakit hati, sekaligus dapat membuat hati lapang dan merasa qana’ah terhadap segala pemberian Allah subhanahu wa ta'ala.

Sikap ridha, merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hidup seorang muslim menjadi tenang, damai, tenteram, tidak diliputi keresahan dan kegalauan. Ridha, merupakan salah satu jalan yang mengantarkan kepada pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Dengan ridha tersebut, hamba dapat menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, menjauhkan diri dari perbuatan tercela dan sia-sia, karena standar ridha kepada Allah subhanahu wa ta'ala itu, menuntut hamba untuk selalu taat dan bertaqwa kepada-Nya.

Menggapai ridha Allah subhanahu wa ta'ala, senantiasa dilakukan dengan memperoleh ridha kedua orang tua dalam segala hal. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Ridha Allah itu tergantung pada ridha kedua orang tua; dan kemurkaan Allah itu juga tergantung pada kemurkaan keduanya.” (HR. Imam Muslim rahimahullah)

Oleh: Gus Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama'ah Sarinyala Kabupaten Gresik


Editor: Daniel Simatupang