Mengapa Santri Suka Menata Sandal Kyai? Berikut Penjelasannya

 
Mengapa Santri Suka Menata Sandal Kyai? Berikut Penjelasannya
Sumber Gambar: Istimewa, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Di dunia pesantren sering terjadi fenomena di mana santri menata sandal kiyainya. Fenomena tersebut sudah biasa terjadi di pesantren manapun dan menjadi sebuah tradisi yang terus dilakukan sampai saat ini.

Habib Zain bin Ibrahim bin Smith mengatakan di dalam Kitab Al-Fawaid Al-Mukhtarah.

التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها

Selain implementasi rasa ta’dhim seorang santri pada kiyainya, menata sandal juga digunakan sebagai sarana mencari keberkahan. Mencari keberkahan atau "ngalap" berkah dengan menata sandal seorang wali itu lebih utama daripada dengan selainnya, sebab sandal adalah benda yang senantiasa digunakan untuk membawa jasad seutuhnya. Demikian setidaknya pesan yang terkandung di dalam pernyataan di atas.

Tradisi menata sandal itulah yang menjadikannya identik pada seorang santri, bahkan santri tidak akan segan-segan saling berebut dengan santri lainnya hanya demi menata sandal sang guru.

Tradisi menata sendal juga pernah dilakukan oleh dua ulama besar pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asy’ari (Nahdlatul Ulama). Waktu itu saat Mbah Dahlan dan Mbah Hasyim masih sama-sama berguru pada KH. Sholeh Darat, Semarang, beliau berdua saling berebut dan bersaing menata sandal Mbah Sholeh Darat, sehingga di mata Mbah Sholeh Darat beliau berdua dipandang sangat istimewa.

KH. Ahmad Ulinnuha Rozy, pengasuh Ponpes Temulus, Ngawi pernah mengisahkan tentang salah satu seorang anak kecil di zaman Rasulullah yang sering menata sandal Rasulullah. Salman, itulah nama anak berusia belasan tahun yang selalu datang ke masjid lebih awal. Salman datang lebih awal bahkan sebelum Nabi Muhammad SAW datang, karena memang ia berniat untuk menata sandal Nabi. Setelah Nabi Muhammad masuk masjid, Salman lantas pergi keluar untuk merapihkan sandal Rasulullah. Hal itu Salman lakukan setiap hari sampai akhirnya membuat Nabi SAW penasaran kepada orang yang menata sandalnya.

Suatu ketika Rasulullah SAW masuk masjid lalu bersembunyi untuk mengetahui siapa orang yang telah merapihkan sandalnya. Diketahuilah ternyata Salman yang melakukannya, kemudian Nabi Muhammad SAW mendoakannya agar kelak menjadi orang yang alim dalam ilmu fiqh. Setelah dewasa, Salman dikenal sebagai seorang ulama ahli fiqh sebagaimana doa Rasulullah SAW kepadanya.

Keberkahan itu memang ada. Bukan tidak mungkin hal-hal kecil yang menyangkut dengan bentuk penghormatan kepada guru, kepada kiyai membawa ridhonya seorang guru yang kemudian turunkan keberkahan dari Allah SWT beserta dengan rahmat-Nya. []


Sumber: Tulisan ini merupakan catatan yang diolah dan dikembangkan dari pengajian KH. Ahmad Ulinnuha Rozy, Pengasuh Pondok Pesantren Temulus, Ngawi. Tim redaksi bertanggungjawab sepenuhnya atas uraian dan narasi di dalam tulisan ini.

Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 06 Agustus 2021. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Hakim