Jangan Biarkan Tasbihmu Kelaparan

 
Jangan Biarkan Tasbihmu Kelaparan
Sumber Gambar: Buku Meeting of Mountains

Laduni.ID, Jakarta – Peter Sanders, seorang fotografer profesional yang menghabiskan waktu selama 50 tahun untuk berkeliling dan sowan kepada para wali Allah. Semua foto yang ia ambil dimasukkan dalam buku-foto terbarunya berjudul Meetings with Mountains. Diantara wali-wali yang menjadi tujuannya adalah Murabit al-Hajj di Mauritania, Sidi Muhammad al-Habib di Meknes, hingga Mbah Maimoen Zubair di Sarang.

Dalam setiap perjalanannya, Peter Sanders sering menceritakan sebuah kisah dari wali yang bernama Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad. Beliau merupakan waliyullah yang sangat masyhur dan dinarasikan pula oleh Peter dalam bukunya. Berikut kisahnya.

Yasmin Azhar Khan, seorang wanita sepuh yang mendatangi Habib Ali Al-Jufri dan menyapanya. Saat itu karena Habib Ali berada di panggung, beliau agak menunduk agar dapat menyapa balik ibu Yasmin.

Ibu Yasmin bercerita tentang dirinya bahwa ia tumbuh sebagai pemeluk Katolik. Ia berkisah, “Nenek dari ibuku wafat saat aku masih kecil. Dulu aku sering sakit parah. Ketika aku terkapar tak berdaya, sering kulihat sosok mendiang nenekku duduk di sampingku, menunggui dan menjagaku.”

Pada usia ke 19, Yasmin menikah dengan seorang pria asal Pakistan. Si pria tidak mempermasalahkan jika Yasmin tetap pada agamanya, dan tak menuntutnya untuk berpindah agama. Namun Allah memiliki rencana lain, pada 1960 Yasmin pergi ibadah Haji untuk pertama kalinya.

Namun pada tahun 1990, setelah sang suami meninggal, Yasmin menderita demam berat saat hendak berangkat ibadah haji untuk kedua kalinya. Saat dalam keadaan tak berdaya, Yasmin berdoa kepada Allah. “Ya Allah, beginilah keadaanku, mohon jaga aku,” dan ia pun tertidur.

Pada usia 19 tahun, Yasmin menikah dengan seorang pria muslim Pakistan, dengan syarat ia tak perlu pindah agama. Namun takdir ternyata mengantarkan Yasmin kepada keindahan Islam, ia pun naik haji pada tahun 1960 untuk pertama kali.

“Sesaat kemudian,” lanjutnya. “Ketika membuka mata, kulihat seorang lelaki duduk di ruangan itu sebagaimana dahulu sering kulihat nenekku duduk begitu. Aku tak kenal siapa dia, ia terus memandangku dan aku memandangnya. Setelah itu aku kembali memejamkan mata. Begitu terjaga dari tidur, demamku sudah reda,” katanya.

Setelah itu Yasmin pergi ke rumah temannya, dan mendapati sebuah foto seorang ulama yang mirip dengan yang ada dalam mimpinya. Yasmin bertanya siapakah gerangan yang ada di foto tersebut, si teman menjawab bahwa beliau adalah Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad dan menyarankan Yasmin untuk pergi menemuinya.

“Sesampainya di Jeddah,” kata Yasmin. “Aku sowan ke rumah Habib Ahmad Masyhur. Kami mengobrol dan ketika pamit, beliau memberiku sebuah tasbih dan berpesan, jangan biarkan benda ini 'kelaparan'. Lalu saat di Mekah, aku membeli sebuah liontin bertuliskan 'masyaallah', aku sangat senang dengan liontin itu sebab menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu karena mendapatkan hadiah tasbih dari habib. Ketika aku sowan lagi, beliau memandangku dan mengatakan, ‘masyaallah!’”

Pada saat penerbitannya, buku Meeting of Mountain menjadi perbincangan dikalangan ulama. Peluncurannya diberbagai negara mendapat respon yang positif, bahkan Habib Ali Al-Jufri memberikan sambutan dalam salah satu acara bedah buku di Bradford, Inggris saat itu. Habib Ali mengatakan ada dua alasan mengapa dirinya hadir dalam acara bedah buku tersebut. Pertama, sebab sang fotografer adalah kawan baiknya sejak lama. Kedua, sebab kerja keras Peter Sanders perlu diapresiasi, buku foto itu merupakan jerih payahnya selama setengah abad untuk memotret wajah para wali. Wajah-wajah bercahaya yang kalau dipandang bisa meneguhkan iman di dalam sanubari

Disadur dari Zia Ul Haq – Alumnus Komplek Huffadz Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta


Editor: Daniel Simatupang