Belajar dari Ketawadhuan Al Habib Jindan bin Novel

 
Belajar dari Ketawadhuan Al Habib Jindan bin Novel
Sumber Gambar: Rumah Muslimin

Laduni.ID, Jakarta – Di Indonesia habib mendapat tempat istimewa di hati umat Islam, umat sangat menghormati dan memuliakan dzuriyah nabi, karena dengan begitu secara tidak langsung kita sama saja dengan memuliakan nabi.

Tidak sedikit juga dari kita sebagai santri, murid, pecinta, dan pengagum ketika mengundang habib dalam acara kita, selalu memanggil habib dengan gelar mulia, seperti al ‘alim, al ‘allamah, adda’i ilallah, beserta gelar mulia lainnya.

Hal tersebut tentunya dilakukan karena rasa ta’dhim dan hormat kita kepada dzuriyah nabi yang begitu besar. Selain itu kita pasti mengharapkan keberkahan walau hanya dengan memuliakan nama habib.

Namun tidak sedikit habib yang enggan dipanggil dengan gelar mulia tersebut, hal itu tentu saja berbalik 180 derajat dari apa yang kita bayangkan. Salah satunya ialah al-Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Jindan.

Beliau menolak mendapat gelar mulia, bahkan ketika mendapat undangan dan tertera gelar mulia al ‘alim al ‘allamah secara spontan beliau akan mengatakan, “Ente salah orang, ane bukan siapa-siapa, bukan alim apalagi allamah. Ane dapet gelar Ulama Suu’ aja udah seneng,” sambil menyodorkan undangan tersebut kepada si pemberi.

Habib Jindan yang dengan segala kesempurnaannya bahkan masih senang jika dipanggil dengan ulama suu’, beliau merasa masih belum pantas mendapat gelar mulia seperti alim dan allamah.

Beliau menunjukkan segala kerendahan hatinya, mengajarkan kepada kita semua bahwa bisa jadi gelar yang diberikan manusia kepada kita dapat menjerumuskan kepada kesombongan.

رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم

وأمتنا في طريقتهم ومعافاة من الفتن

 


Editor: Daniel Simatupang