Kisah Habib Saggaf yang Disidang Para Nabi

 
Kisah Habib Saggaf yang Disidang Para Nabi
Sumber Gambar: Ilustrasi/Beritasatu

Laduni.ID, Jakarta – Terdapat satu kisah menarik yang ceritakan dalam sebuah majelis ta’lim di Masjid Thoha. Dikisahkan bahwa Syaikhona Syekh Habib Saggaf bin Mahdi bin Syaikh Abi Bakar bin Salim pernah suatu ketika disidang oleh para nabi karena membuat Nabi Isa marah.

Hal itu bermula dari Surat Ali Imran yang menjelaskan bahwa Nabi Isa belum wafat melainkan diangkat ke langit oleh Allah SWT. Habib Saggaf yang ahli tafsir lalu berkomentar, “Kenapa mau di gitukan (mau disalib)? Kenapa Nabi Isa pakaianya begitu?”

Komentar beliau itulah yang membuat Nabi Isa a.s marah dan kecewa terhadapnya, sebab sebagai seorang ahli tafsir harusnya beliau paham apa yang dimaksud dari ayat yang dijelaskan dalam Surat Ali Imran. Karena sifat Habib Saggaf yang tidak mau mengalah dan tetap bersikukuh berdasarkan pandangan ilmunya, beliau disidang dengan Nabi Isa.

Hakim dari persidangan antara Habib Saggaf dan Nabi Isa ialah Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Adam, dan Nabi Zakaria. Bermusyawarahlah para hakim tersebut sampai pada akhirnya meminta kepada Habib Saggaf untuk memohon maaf kepada Nabi Isa. Namun beliau enggan meminta maaf kepada Nabi Isa, hingga datanglah Nabi Muhammad SAW.

Habib Saggaf sangat senang dan bahagia atas kehadiran Nabi Muhammad di tengah-tengah mereka. Nabi Muhammad SAW lalu membisikkan sesuatu kepada Habib Saggaf, juga kepada Nabi Isa. Setelah mendengar apa yang dikatakan Nabi Muhammad, Habib Saggaf dan Nabi Isa spontan saling meminta maaf, berjabat tangan dan berpelukan.

Setelah semua masalah terselesaikan, Habib Saggaf juga berpelukan kepada para Nabi yang menjadi hakim, dan mereka pun lalu kembali ke alam yang penuh dengan kenikmatan bahagia.

Kedatangan Nabi Muhammad yang membisikkan sesuatu kepada Habib Saggaf dan Nabi Isa membuat mereka berdua saling memaafkan. Ternyata, kalimat yang dibisikkan oleh Nabi Muhammad yang membuat Habib Saggaf mau meminta maaf adalah “Kekasihku yang kucintai adalah yang mau menerima perdamaianku ini.” Perkataan itulah yang membuat Nabi Isa dan Habib Saggaf saling berjabat tangan dan berpelukan.

Semoga kita semua bisa meneladani akhlak beliau-beliau yang mau menerima perdamaian, mencegah permusuhan, dan saling mengasihi.

Disadur dari tulisan Ukhty Bintu Al Masyhuri


Editor: Daniel Simatupang