Ziarah Makam KH. Muhammad Jauhar Arifin, Muasis Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Cirebon

Memperoleh Donasi Sebesar : Rp 0. Donasi Sekarang
 
Ziarah Makam KH. Muhammad Jauhar Arifin, Muasis Pondok Pesantren Al-Jauhariyah Cirebon
Sumber Gambar: Worldogs.com

Daftar Isi

Laduni.ID, Jakarta - KH. Muhammad Jauhar Arifin merupakan generasi ke-5 masyayikh pondok pesantren Balerante (nama pesantren sebelum dirubah menjadi pondok pesantren Al-Jauhariyah). KH. Muhammad Jauhar Arifin Balerante tak hanya dikenal sebagai ulama yang ahli dalam berbagai bidang keilmuan agama. Beliau juga dikenal sebagai ulama yang memiliki ilmu hikmah dan banyak mengajarkan ilmu-ilmu kebatinan pada santri-santrinya. Meski demikian, Kiai Jauhar begitu rendah hati atas keilmuan yang dikuasainya. 

Selain gemar menuntut ilmu, Kiai Jauhar juga sangat rajin dalam menulis. Salah satu karya beliau yang fenomenal adalah Risalah Sabilil Huda Fi al-Jumuah Wa Fi al-Raddi ‘Ala Man Mana’a al-Mu’adah, kitab itu berisi hujjah akan mu’adah setelah shalat Jum’at jika terjadi terbilangnya (dua atau lebih) masjid shalat Jum’at dalam satu balad/desa, serta keutamaan hari dan malam Jum’at. Karya-karya beliau yang lainnya telah hilang karena tidak terawat oleh generasi setelahnya, adapun kitab-kitab hilang itu ialah Menolak Paham Tarikat Tijani, Tanya Jawab Soal Fiqih, Al-Buhus Fii ‘Ilmi Mantiq.
Kepakaran KH. Muhammad Jauhar Arifin adalah di bidang Ushul Fiqih dan Mantiq (logika).

Profil

KH. Muhammad Jauhar Arifin yang biasa akrab disapa dengan Kyai Johar/Mbah Johar, lahir di desa Balerante, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada tanggal 28 Maret 1868 M. Beliau terlahir dari pasangan Kiai Abdul Majid dan Nyai Hj. Arniyah. Ayah beliau adalah seorang pengasuh pondok pesantren Balerante (nama pesantren sebelum dirubah menjadi pondok pesantren Al-Jauhariyah), sedangkan ibunya adalah seorang Ibu rumah tangga sekaligus selalu membantu suaminya dalam mengasuh pesantren.

Menurut KH. Muhammad Faqih (cucu KH. Muhammad Jauhar Arifin), nama kecil dari KIai Jauhar adalah Ilyas. Beliau berganti nama dengan nama Muhammad Jauhar Arifin sejak beliau menempuh pendidikannya di Mekkah. KH. Muhammad Jauhar Arifin merupakan anak ke-6 dari tujuh bersaudara yakni: KIai Jawahir, H. Dul, H. Maemun, Nyai Widah, Nyai Muksinah, KH. Muhammad Jauhar Arifin dan Nyai Rumilah

Guru-guru beliau di antaranya:

  1. Kiai Abdul Majid
  2. KH. Hasan Jones.
  3. Syaikh Muhammad Amin bin Ahmad Ridwan Al-Madani (Syaikh Dalail Al-Khairat)
  4. Syaikh Said Ali Al-Yamani
  5. Syaikh Husain Al-Habsi
  6. Syaikh Mahfudz Al-Tarmizi.
  7. KH. Kholil Bangkalan

Untuk kelanjutannya tentang Profil beliau silahkan baca di Biografi KH. Muhammad Jauhar Arifin

Lokasi Makam

Beliau wafat pada 1941 dan dimakamkan di Blok Pesantren, Desa Balerante, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Untuk mengenang semua jasa-jasa beliau maka digantilah nama Pondok Pesantren Balerante menjadi Pondok Pesantren Al-Jauhiriyah Balerante, Cirebon. Dengan tidak bermaksud menghilangkan nama Balerante yang telah melegenda, nama ini tetap dipertahankan sebagai tanda cikal bakal pesantren.

Haul

Haul KH. Muhammad Jauhar Arifin diadakan pada bulan Sya'ban di tahun hijriah, haul beliau diperingati di Pesantren Al-Jauhiriyah Balerante, Cirebon. Haul dilaksanakan pada hari sebelum acara khotmil Qur’an dan mengundang seluruh alumni serta masyarakat sekitar.

Motivasi Ziarah Menurut Syekh An Nawawi al Bantani

1. Untuk Mengingat mati dan Akhirat
2. Untuk mendoakan
3. Untuk mendapatkan keberkahan
4. Memenuhi hak ahli kubur yang diziarahi, seperti ke makam orang tua

Fadilah

Makam KH. Muhammad Jauhar Arifin banyak dikunjungi para peziarah dan santri. Tak hanya datang dari wilayah Cirebon saja. Banyak peziarah yang datang dari luar kota dan bahkan dari luar Jawa yang makamnya berada di Komplek pemakaman Blok Pesantren, Desa Balerante.

Ada keyakinan dari masyarakat dan santri yang datang ke sana bahwa dengan berziarah, berdoa dan bertawassul di makam KH. Muhammad Jauhar Arifin, maka akan dimudahkan dalam mencari ilmu, dimudahkan dalam mencapai cita-citanya, dimudahkan dalam mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah.

Oleh-oleh

Oleh-oleh yang bisa dibeli dan dibawa pulang usai ziarah di Cirebon di antaranya:
Sirup Tjampolay, Terasi Udang Cirebon, Kue Gapit, Jambal Roti, Serabi, Kerupuk Rambak, Keripik, Batik Cirebon

 

 

 

Laduni.ID, Jakarta – KH. Muhammad Jauhar Arifin atau akrab dikenal dengan Kiai Johar/Mbah Johar merupakan seorang ulama kelahiran Desa Balerante, Palimanan, Cirebon pada tahun 28 Maret 1868. Beliau

Kiai Jauhar merupakan putra ke-6 dari tujuh bersaudara pasangan Kyai Abdul Majid dan Nyai Hj. Arniyah (biasa disapa Mbok Ompong). Beliau memiliki nasab yang tersambung kepada Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Beliau merupakan keturunan Syaikh Syarif Hidayatullah yang ke- 13. Sehingga beliau memiliki gelar “Raden” di depan Namanya.

Sejak kecil beliau sangat gemar belajar, hingga pada usia remaja Kiai Jauhar dipondokkan di pesantren Sukun Sari yang berada di Plered di bawah asuhan KH. Hasan Jones.

Begitu besar rasa cintanya terhadap ilmu, setelah menikah Kiai Jauhar pergi ke Makkah dan Madinah untuk berguru kepada beberapa ulama besar (1891-1896). Beberapa teman seperjuangan beliau saat menuntut ilmu di Makkah ialah KH Abdul Wahab Hasbullah (Jombang), Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (Jombang), KH Bagir (Yogyakarta), dan masih banyak lagi.

 

Adapaun beberapa guru-guru beliau sebagaimana diutarakan oleh Kiai Said Yaman adalah Syekh Muhammad Amin bin Ahmad Ridwan Al-Madani (disebut Syekh Dalail Al-Khairat), Syekh Said Ali Al-Yamani, Syekh Husain Al-Habsi, Syekh Mahfudz Al-Tirmasi, dan Syaikhona Kholil Bangkalan.

 

Lokasi Makam

 

 

Selain itu, Pondok Pesantren Al-Jauhiriyah setiap tahunnya juga mengadakan haul.

Pesantren Al-Jauhiriyah dapat ditempuh dengan perjalanan 45 menit atau sejauh 17 kilometer kearah Barat dari pusat kota.

Disadur dari berbagai sumber.

Sumber foto: FB Mukhyi Banser Ngebolang


Editor: Daniel Simatupang