Tujuh Nasihat Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi

 
Tujuh Nasihat Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi
Sumber Gambar: Lukisan Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi/Zawaya.id

Laduni.ID, Jakarta – Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi merupakan satu dari sekian banyak ulama dunia yang memiliki pengaruh besar pada abad ke-20. Tidak hanya dalam bidang keagamaan seperti tafsir, Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi memberikan kontribusi besar pada bidang sosial kemasyarakatan hingga politik internasional, khususnya di wilayah Timur Tengah.

Syekh Mutawalli Asy-Syara’wi merupakan seorang ulama kharismatik yang dihormati oleh dunia Islam, khususnya rakyat Mesir. Keluhuran akhlak dan keluasan ilmu yang dimiliki membuat beliau dikenal, bahkan pada November 1976 beliau diangkat menjadi Menteri Wakaf dan Urusan Al-Azhar pada pemerintahan Anwar Sadat. Kala itu beliau mendukung penuh kebijakan Pemerintah Mesir yang menentang dominasi Israel di Kawasan Timur Tengah dan Palestina.

Kolaborasi metode dakwah yang santun dan kerendahan hati juga membuat beliau dikagumi oleh para umat muslim. Sebagaimana dilansir dari Sindonews.com, Ustaz Miftah Al-Banjary, seorang pakar linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur’an asal Banjar, Kalimantan Selatan pernah menceritakan kerendahan hati Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi.

Kala itu seusai pengajian, seorang marbot masjid tempat Syekh Mutawalli menggelar pengajian mendapati Syekh Mutawalli membersihkan toilet yang kotor seorang diri. Syekh Mutawalli membersihkan toilet setelah semua jamaah pulang, hingga tinggallah dia sendiri.

Malam itu, marbot tersebut sangat terkejut mendapati seseorang pada tengah malam sedang membersihkan toilet. Saat dicermati, ternyata sosok yang membersihkan toilet adalah Syekh Mutawalli Asy-Sya’rawi, orang yang alim dan sangat dihormati di seluruh penjuru Mesir.

Dengan gaya khas orang Mesir, marbot tersebut bertanya dengan setengah berteriak, “Ihda ya ammu Syekh? Fi eh? Bi ti’miel ih hadratak?” (Ada apa ini wahai paman Syekh? Ada apa? Mengapa anda melakukan ini?) kata marbot tersebut.

Si marbot merasa malu, bagaimana tidak, pekerjaan yang sebagian orang pandang kotor dan hina kini dikerjakan oleh orang yang paling mulia di Mesir. Syekh Sya’rawi hanya tersenyum dan berkata, “Bukan salah Anda. Anda tidak usah merasa sungkan. Saya melakukan ini untuk menebus kesalahan saya. Tadi, ketika saya sedang mengajar jamaah yang sedemikian banyaknya, saya terbesit bahwa saya ini tampil sebagai seorang guru bagi mereka. Saya merasa lebih berilmu meski itu hanya sebatas lintasan persekian detik saja, saya langsung beristighfar.”

“Saya tidak akan membiarkan ada sedikit pun rasa kesombongan boleh terlintas dalam hati saya. Agar menyadarkan nafsu saya bahwa saya ini sesungguhnya bukan siapa-siapa, saya tidak memiliki kemuliaan, maka saya didik nafsu saya agar dia mau melakukan hal yang dianggapnya rendahan dan hina ini. Inilah cara saya mendidik hati saya,” begitulah jawaban dari seorang yang digelari Mujadid Abad ke-20.

Berikut tujuh kalam emas beliau yang dapat direnungi Bersama dalam mengarungi luasnya kehidupan:

1. Jika kamu tidak mampu mengatakan kebenaran, maka jangan bertepuk tangan atas kebatilan.

2. Jika kamu tidak memiliki orang yang dengki kepadamu, maka ketahuilah bahwa kamu adalah orang gagal.

3. Tidak ada orang yang berkuasa di dunia ini melainkan karena kehendak Allah SWT.

4. Janganlah kamu beribadah kepada Allah agar Dia memberimu, tapi beribadalah agar Dia ridha. Karena ridha-Nya akan membuatmu terperangah dengan banyaknya pemberian-Nya.

5. Jika kamu melihat seorang miskin di negeri muslim, maka ketahuilah bahwa di sana ada orang kaya yang mencuri hartanya.

6. Orang yang memiliki ayah tidak akan gelisah, lantas bagaimana mungkin orang yang memiliki Allah gelisah?

7. Janganlah gelisah karena rencana manusia, karena maksimal yang mampu mereka lakukan adalah menjalankan kehendak Allah SWT.

Semoga kita semua mendapat keberkahan beliau, dapat meniru kerendahan hati dan keluruhan akhlak beliau. Berikut adalah pesan terakhir beliau sebelum wafat:

“Apabila kamu melihat pertikaian antara kebenaran dengan kebenaran, maka hal itu tak akan mungkin kau dapati. Sesungguhnya kebenaran itu hanya satu. Tak akan kamu dapati pula dan tak akan panjang suatu perselisihan antara kebenaran dan kebatilan, karena suatu kebatilan selalu akan binasa.”

Disadur dari berbagai sumber.


Editor: Daniel Simatupang