Pertemuan Gus Miek dengan KH. Hamid Kajoran

 
Pertemuan Gus Miek dengan KH. Hamid Kajoran
Sumber Gambar: KH. Hamid Kajoran bersama H. Agus Tajudin Heru Cokro dan H. Agus Tijani Robert Saifunnawas (putra-putra Gus Miek waktu muda)

Laduni.ID, Jakarta – Pertemuan antara KH Hamim Jazuli (Gus Miek) dengan KH Abdul Hamid Kajoran (KH Hamid Kajoran) bisa dikatakan terjadi dengan tidak sengaja. Pertemuan dua waliyullah itu terjadi di kediaman KH Ashari Lempuyangan, saat KH Hamid aktif mengikuti kegiatan mujahadah di rumah Kiai Ashari. Sedangkan Gus Miek memang telah sangat dekat dengan keluarga Kiai Ashari, sehingga tibalah waktu dipertemukannya Gus Miek dengan KH Hamid Kajoran.

Gus Miek seringkali berdakwah hingga keberbagai daerah, termasuk wilayah Jawa Tengah, namun dalam perjalanan dakwahnya Gus Miek sering mengalami berbagai hambatan. Hambatan tersebut adalah besarnya pengaruh trio ulama khos Jawa Tengah, di antaranya KH. Dalhar Watucongol, KH. Muslih Mranggen, Demak, dan KH. Hamid Kajoran, Magelang.

Pengaruh dari tiga ulama besar itu lah yang membuat kurang maksimalnya dakwah Gus Miek, sehingga peluang diterimanya gaya dakwah Gus Miek sangatlah kecil. Gus Miek hadir dengan gaya dakwah yang berbeda, walau pada masa itu gaya dakwah Gus Miek mendapat pertentangan, dan salah satu murid Gus Miek yang mengikuti jejaknya ialah Gus Miftah, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman.

Suatu hari, KH Hamid beserta rombongan (salah satu diantaranya adalah KH Khozin Abdullah) menghadiri acara maulid di kediaman Gus Mad Watucongol di Semarang. Saat acara berlangsung, KH Hamid mendapat kabar bahwa Gus Miek sedang berada di Masjid Kauman, Semarang. Usai acara maulid, KH Hamid beserta rombongan langsung pergi menemui Gus Miek yang tinggal di rumah Jauhari.

Setibanya KH Hamid di kediaman Jauhari, ternyata Gus Miek sedang keluar bersama Muntad. Karena lama menunggu, KH Hamid menitipkan pesan kepada Huffazh yang berada di kediaman Jauhari, dan mengatakan bahwa esok hari dirinya akan kembali ke sini. Esok harinya, KH Hamid juga belum bisa menemui Gus Miek, karena Gus Miek telah berangkat ke Bondowoso, Jawa Timur.

Setelah berkali-kali gagal bertemu dengan Gus Miek, KH Hamid Kajoran mengajak rombongan dari Yogyakarta untuk mencari Gus Miek ke Pasuruan. Dalam rombongan tersebut juga ada Hadi Mustadi, KH Daldiri beserta istri, dan Nyai Hamid Kajoran. Setelah lama mencari akhirnya rombongan KH Hamid berhasil bertemu dengan Gus Miek di perempatan Mojoagung, Jombang.

Gus Miek lalu mengajak rombongan KH Hamid Kajoran ke salah satu warung terdekat. Setelah beberapa lama mengobrol, Gus Miek lalu meminta KH Hamid dan KH Daldiri beserta istri untuk mengunjungi salah satu habaib di Panggul, Trenggalek, Jawa Timur, sementara Gus Miek, Nyai Hamid, dan Hadi Mustadi pergi ke Setonegedong untuk berziarah.

Beberapa bulan kemudian, Gus Miek meninggalkan Semarang dan meminta KH Hamid Kajoran untuk “menggarap” wilayah Semarang, dengan pusat gerakan di Kauman. Hal ini dilakukan karena KH. Hamid Kajoran sangat dihormati dan disegani, dan yang pasti bisa diterima di wilayah Jawa Tengah.


Editor: Daniel Simatupang