Penasaran dengan Toxic Productivity

 
Penasaran dengan Toxic Productivity
Sumber Gambar: Foto Ist

Assalamu’alaikum wr wb

Maaf, Pak mau bertanya, tapi bukan masalah pribadi, gpp ya Pak? Saat ini ada yang mungkin sedang ramai dibicarakan yaitu toxic productivity. Sebenarnya itu kayak gimana ya Pak? Apa sama dengan workaholic? Ciri-cirinya kayak apa? Terima kasih atas penjelasannya Pak.

Wa’alaikum salam wr. Wb

M

Jawaban:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Terima kasih atas pertanyaanya, Mas. Iya, gak masalah kok walaupun bukan permasalahan pribadi. Justru dengan pertanyaan seperti ini, Anda memiliki andil untuk berbagi pengetahuan kepada yang membaca.

Tentang apa yang Anda tanyakan, memang beberapa orang pernah menanyakan kepada saya. Pertama yang ingin saya sampaikan adalah toxic productivity bukanlah suatu jenis gangguan mental/psikologis. Sesuai dengan pedoman penegakan diagnostik yang biasa psikolog atau psikiater pakai, tidak terdapat nama gangguan mental toxic productivity. Namun demikian, toxic productivity merupakan tanda adanya suatu kondisi mental yang tidak normal. Karena sesuatu yang tidak normal (abnormal) itu tidak selalu merupakan gangguan mental.

Baca juga: Tips Move On Setelah Dighosting

Toxic productivity itu sendiri suatu kondisi di mana individu terpreokupasi (memiliki perhatian yang terus menerus) pada produktivitas secara tidak wajar. Beberapa cirinya antara lain:

Pertama, terjebak pada produktivitas. Mereka akan terus menerus berpikir dan bekerja. Dalam benaknya adalah bahwa dirinya harus tetap produktif bagaimanapun kondisinya.

Kedua, menghindari istirahat. Orang ini tidak mengenal kata lelah dan istirahat. Baginya istirahat hanyalah merupakan satu keadaan di mana dirinya tidak bisa produktif, maka istirahat adalah satu kata yang harus dihindari.

Baca juga: Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam kehidupan Pasca Menikah dari Sisi Psikologis

Ketiga, rasa bersalah jika tidak produktif. Mereka jika tidak produkti akan mengalami rasa bersalah, dan itu akan membuat dirinya tidak nyaman secara mental. Jika tidak produktif mereka akan menyalahkan dirinya sendiri, menghayati dirinya sebagai orang yang tidak berguna dsb.

Keempat, memasang target yang tidak realistis. Orang ini memiliki target-target yang banyak dan seringkali melebihi kapasitas dirinya. Kenapa mereka memasang banyak target? Hal ini untuk menjaga produktivitasnya. Namun demikian, sering kali hal ini justru membuat mereka gagal mencapai target-targetnya.

Bagaimana dengan workaholic? Apakah sama dengan toxic productivity? Ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Workaholic adalah suatu kondisi di mana individu bekerja terus menerus tanpa mengenal batas waktu, namun tidak memiliki rasa bersalah jika suatu saat tidak bekerja. Berbeda dengan toxic productivity yang memiliki rasa bersalah seperti di atas.

Baca juga: Cinta Atau Hanya Sekedar Suka

Kondisi toxic productivity rentan dialami oleh pekerja dan usia produktif. Oleh karenanya penting sekali untuk memperhatikan apakah produktivitas kita berjalan secara wajar atau tidak. Mungkin itu yang bisa saya jelaskan. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Terima kasih atas perhatiannya.

 

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam hormat
Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M. Psi, Psi