Teungku Chiek dalam Jenjang Dayah

Karena itu, setelah belajar beberapa tahun secara bertahap, ia akan terjun ke dunia kehidupan  atau  bekerja  sebagai  guru  di  meunasah.  Kebanyakan  dari mereka mungkin menjadi da‟i atau  imam-imam  di masjid-masjid. Sedikit dari mereka yang melanjutkan hingga diakui sebagai ulama dayah.

Teungku Chiek di Pasi #2: Ulama Aceh Menimba Ilmu ke Negeri Haramain

Ulama sebagai pewaris nabi itu tentu saja mengharapkan zurriyat (keturunan)nya menjadi lampu mercuar untuk ummat

Teungku Chiek di Pasi #3: Sang Penulis Quran "Seureubek" dan Guci Tua

-Setelah sekian lama menimba ilmu di berbagai tempat termasuk negeri Haramain,  Syaikh Abdus Salam membuka zawiyah atau dayah di Waido

Teungku Chiek di Pasi #4: Kisah Ajaib Mesjid Guci Rumpong dan Keberkahannya

Tentu saja masyarakat dan ahli waris terus merawat dan menjaga keuneubah Tgk. Syiek Dipasi tersebut yang sangat di hormati dan di kenal sosok yang sangat banyak kelebihan

Teungku Chiek di Pasi #5: Membangun Irigasi Sekejap dan Karamahnya

Saluran irigasi Lueng Bintang merupakan bukti nyata dari peran ilmu dan iman dalam pembangunan fisik maupun spiritual. Dalam semalam dan wujud konkrit hasilnya bisa dimanfaatkan berabad-abad kemudian sampai sekarang

Teungku Chiek di Pasi #6: Kisah Batee Siprok dan WengTeubee

Bagi masyarakat Pidie, Teungku Chik Di Pasi dipandang sebagai pemimpin pembangunan, pembebas rakyat dari ketidakberdayaan, dan pembimbing ke jalan kebenaran. 

Teungku Chiek di Pasi #7: Weng Tube Bisa Berjalan

 Melihat hal itu beliau berhenti dan berujar kepada weng teubee tersebut “alah hai meutuah, bek lee ka seutot lon”  (Wahai meutuah (sapaan mulia yang digunakan untuk menyapa) jangan engkau ikuti saya lagi

Santunan Anak Yatim Mewarnai Peringatan Maulid Dayah Teungku Chiek di Rheung-Rheung

Tgk. Ridwan salah seorang alumni dayah tersebut mengatakan peringatan maulid juga di hiasi aneka acara lainnya termasuk ceramah agama

Sekilas Dayah Tgk.Chiek Tanoh Abe

Siang sedang memanggang bumi, jalanan demikian panasnya, kala saya baru saja sampai di Dayah Tanoh Abe, sebuah Pesantren tradisional peninggalan ulama Aceh Tgk.Chiek Tanoh Abe, butuh waktu sekitar satu jam memacu kenderaan bermotor ketempat ini dari kota Banda Aceh.