Syekh Ihsan al-Jampesi terkenal sebagai seorang ulama yang pendiam dan tak suka publikasi. Padahal beliau adalah salah satu ulama yang paling berpengaruh dalam penyebaran ajaran Islam di wilayah nusantara pada abad ke-19 (awal abad ke-20).
Kiai Ihsan lahir di Jampes, sebuah desa kecil di sebelah Utara Kota Kediri pada 1901. Beliau adalah seorang ālim-allāmah dan prolifik dalam banyak karya tasawuf.
Berikut ini adalah syi’ir yang dibuat oleh Gus Miek ketika berziarah ke makam Syaikh Ihsan bin Dahlan Jampes:
Ketika mendirikan Pondok Bendo (kurang lebih tahun 1889 M) dan mempunyai santri pertama mbah khozin sudah berumur 60 tahun, kemudian beliau memimpin kurang lebih 70 tahun (meninggal 24 dzulqo’dah 1378 H / 1 Juni 1959M). usia beliau kurang lebih sekitar 130 tahun.
Bahkan, pada 1934, Raja Faruq, raja Mesir kala itu mengirim utusan ke Dusun Jampes untuk menyampaikan keinginannya agar Syekh Ihsan al-Jampesi bersedia diperbantukan mengajar di Universitas al-Azhar, Kairo, Mesir.
Beliau memiliki sahabat sangat alim yang memiliki karya monumental, yaitu KH. Ihsan Jampes, Kediri. Siraj At-Thalibin merupakan buah pena dari Kiai Ihsan yang dikaji di berbagai belahan dunia.
Syekh Muhammad Ihsan bin Muhammad Dahlan al-Jampesi al-Kadiri al-Jawi asy-Syafi'i atau akrab dikenal dengan Syekh Ihsan Jampes merupakan seorang ulama besar pada zamannya